Seni Budaya Badud, Hiburan Rakyat yang Semakin Tergerus
REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Kesenian badud lahir di dusun terpencil di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Masyarakat di sana meyakini kesenian badud lahir pada 1868. Kesenian ini awalnya hanya sebuah hiburan rakyat.
Badud dimainkan ketika warga menggelar acara syukuran. Seperti, pernikahan, sunatan, panen, dan sebelum menanam.
Kesenian badud membutuhkan 20 orang pemain dalam sekali pentas dan semua pemainya laki-laki. Di antaranya, ada empat pemain utama yang membawa alat musik badud (dogdog). Empat pemain utama ini tampil paling pertama dan akan membacakan wawangsalan atau lebih dikenal nyanyian-nyanyian rakyat. Nyanyian tersebut lebih mirip pantun.
Namun, kesenian badud ini semakin kurang diminati karena dianggap kalah menarik oleh kesenian dan jenis hiburan yang berbau modern.
Videografer: Fuji E Permana
Video Editor: Casilda Amilah
Narator: Fian Firatmaja