DPR: Kenaikan Harga Pangan tak Bisa Mendadak

Republika/Edi Yusuf
Masyarakat berbelanja sembako di kios kelotong, Pasar Kosambi, Kota Bandung, Kamis (9/6). Saat ini harga kebutuhan pokok sebagian besar mengalami kenaikan harga seiring meningkatnya permintaan pasar. (Republika/Edi Yusuf)
Rep: Lintar Satria Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota komisi IV Mindo Sianipar mengatakan mempersiapkan kenaikan harga pangan jelang Lebaran tidak bisa tiba-tiba. Karena hal ini agenda tahunan, terjadi setiap tahun.

Menurut dia, pemerintah seharusnya sejak jauh-jauh hari berpikir soal neraca pangan. "Kalau soal telur 6 bulan baru bertelur, 8 bulan sebelumnya dong," katanya, Jumat (10/6).



Begitu juga ayam potong, lanjut Mindo, pembantu presiden mestinya berpikir jika impor, masyarakat yang pergi ke pasar-pasar tidak mau daging beku. Masyarakat berharap mendapatkan daging segar.

Ia yakin harga Rp 80 ribu untuk satu kg daging sapi akan tercapai jika pemerintah terus melakukan impor daging dan melakukan operasi pasar. Namun ia juga mengingatkan pemerintah dalam melakukan operasi pasar itu, tidak boleh mengesampingkan nasib peternak lokal.

"Harus menjaga juga peternak agar tidak merajuk," katanya.

Mindo mengusulkan pemerintah melibatkan peternak dalam melakukan impor daging. Misalkan melalui koperasi peternak maupun petani.

Kalaupun daging impor dihadirkan ke dalam negeri oleh pengimpor, pemerintah harus mewajibkan para pengimpor  untuk menyediakan dan memelihara peranakan sapi. "Jadi mereka selain mendapatkan untung, juga membantu Indonesia mencapai swasembada pangan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler