DPR Kritik Pelindo II yang tak Mampu Serap Global Bond
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Pelindo II sebagai pengelola Pelabuhan Tanjung Carat, Palembang dinilai tak mampu menyerap maksimal global bond yang diterbitkannya sendiri. Ini jadi temuan berharga bagi Pansus Pelindo II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Demikian diungkap Anggota Pansus Pelindo II Nizar Zahro, Selasa di Palembang beberapa waktu lalu. Dari global bond sebesar 1,58 miliar dolar AS, ternyata masih tersisa sekitar 640 juta dolar AS. Ini memperlihatkan peruntukan dana dari kantong global bond tidak jelas. Tim Pansus yang bertemu dengan direksi Pelindo II sebagai pengelola Pelabuhan Tanjung Carat, Palembang menyerukan agar penggunaan dana harus jelas dan bisa dipertanggungjawabkan.
Pansus Pelindo II Temukan Kejanggalan dalam Pengelolaan Tanjung Carat
"Ternyata perusahaan tidak bisa menghabiskan global bond yang dia terbitkan sendiri. Perencanaan yang mereka sampaikan, itu hanya perencanaan yang tidak jelas. Semestinya ini bisa menambah kinerja usahanya untuk keuntungan Pelindo II sendiri. Penerbitan global bond tahun 2015-2017 masih ada sisa 640 juta dolar AS," ungkap Politikus Partai Gerinda itu, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (27/4)
Temuan ini, sambung Nizar, merupakan PR sekaligus temuan baru bagi Pansus Pelindo. Ada kesalahan perencanaan yang dilakukan direksi. Di sisi lain, target investasi yang mencapai empat juta terus untuk Pelabuhan Tanjung Karang yang juga dikelola Pelindo II dinilai tidak realistis. Sebab, PT Jakarta International Container Terminal (JICT) Koja di Tanjung Priok saja hanya 1-1,5 juta teus.
"Jadi yang disampaikan tadi hanya proyek cita-cita saja. Belum ada apa-apanya," kata Nizar.