DPR Dorong Kader Muhammadiyah Beri Solusi Masalah Nasional
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan mendorong agar kader-kader Muhammadiyah bisa mengambil peran penting dalam pengambilan kebijakan nasional. Dia menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara inti dalam Stadium General dengan tajuk 'Perkembangan Politik Indonesia Kontemporer' di Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS).
Di tengah situasi politik nasional yang dinamisas, dia menekankan agar semua upaya politik harus mengedepankan kepentingan rakyat. Politisi dari Fraksi Partai PAN ini mengatakan meskipun Muhammadiyah tidak berpolitik secara praktis, namun naluri dakwa generasi muda kader Muhammadiyah bisa mewarnai setiap unsur kehidupan sosial masyarakat, demi kepentingan bangsa dan negara.
"Kader-kader Muhammadiyah, kita tidak boleh terjebak oleh seremonial dan retorika saja, tapi manfaatkanlah jalur konstitusional, rakyat bisa memilih dan menentukan. Meningkatkan peran dan fungsi kader-kader Muhammadiyah menjadi bagian dari stakeholder dalam proses pengambilan keputusan," kata Taufik di Aula Pertemuan UNIMUS, Senin (15/5).
Di hadapan para Civitas Akademika UNIMUS dia menyampaikan harapan, hendaknya para kader Muhammadiyah tidak hanya menjadi penonton saja dalam dinamika perpolitikan nasional. Dia mendorong agar generasi muda bangsa menjadi bagian dari solusi menghadapi masalah nasional.
"Meskipun Muhammadiyah tidak berpolitik tapi kader-kader Muhammadiyah ada di mana. Harapan yang diinginkan tidak hanya sebagai penonton, tapi juga menjadi solusi dari bangsa ini," kata Taufik.
Selain itu dia juga mendorong agar generasi muda Muhammadiyah bisa menjadi benteng penjaga moralitas dalam transformasi kultural. Transformasi kultural yang dia maksud adalah pesatnya kemajuan teknologi informasi yang tanpa filter.
Meskipuan ada sisi positif, namun harus difilter sisi negatifnya. Menurut Taufik sisi negatif yang harus difilter adalah penyebaran konten pornografi, aksi radikalisme, judi online, dan banyak hal negatif lain yang bisa merusak generasi bangsa.
"Kemajuan teknologi informasi itu memiliki dampak negatif dari internet, online sistem, media sosial ini menjadi hal yang harus kita filter kalau tidak bisa membahayakan kehidupan sosial kita," ujar Taufik.