Komisi IX Temukan Satu Truk Makanan Berbahaya di NTB
REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ke Provinsi Nusa Tenggara Barat, ditemukan bahan baku berbahaya. Bahan tersebut untuk membuat kerupuk yang ternyata mengandung boraks.
"Jadi tadi dilaporkan oleh Badan POM, bahwa produk semacam ini sudah ketahuan dan sudah diteliti mengandung boraks. Bahan ini untuk membuat kerupuk supaya lebih renyah dan lebih tahan lama. Sudah diperintahkan supaya produk berbahaya sebanyak satu truk beredar di Mataram yang sudah mulai ditarik oleh produsennya," ujar Syamsul Bachri di Pasar Mandalika, Mataram (9/6).
Syamsul berharap selama bulan puasa ini, produk-produk yang tidak memenuhi standar minimum untuk kesehatan itu ditarik oleh Pemda dan tentu dibawah koordinasi dengan Badan POM. Komisi IX DPR juga minta bekerjasama dengan Kepolisian untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada produsen, dan juga kepada distributor agar menghindar dari menjual atau memproduksi produk-produk yang tidak sehat dan mengandung formalin, boraks dan sebagainya.
"Kita menyarankan disamping melakukan sidak ke pasar-pasar dan pusat-pusat penjualan, juga ada langkah-langkah sosialisasi dalam rangka preventif terhadap produk-produk yang tidak sesuai dengan standar kesehatan," ujar Syamsul.
Tim Komisi IX berada di Pasar Mandalika Mataram, untuk melihat secara langsung bagaimana bahan-bahan makanan yang beredar di pasar itu sehat atau tidak. Mereka mengambil beberapa sampel. "Secara umum bahan-bahan yang beredar di sini cukup sehat, seperti tahu, kerupuk, terasi, dan sebagainya. Namun memang ada beberapa temuan yang kami harap itu tidak berlanjut ke depannya," katanya.