Delegasi Iran Kunjungi Gedung DPR

Ia berharap kedatangan Delegasi Iran membuahkan kerja sama bilateral.

DPR RI
Kedatangan Delegasi Parlemen Iran diharap membuahkan kerja sama bilateral.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Hanafi Rais menyambut kehadiran delegasi Parlemen Iran yang berkunjung ke Gedung DPR RI, Kamis (8/3) lalu. Ia berharap kedatangan Delegasi Parlemen Iran, bisa membuahkan hasil berupa kerja sama bilateral yang nyata dalam berbagai bidang, diantaranya bidang pertahanan, sains, teknologi, dan budaya.


Iran menurut Hanafi, memiliki kecanggihan-kecanggihan di bidang pertahanan, sains, dan juga teknologi yang mutakhir. Sehingga Indonesia bisa mulai pembicaraan mengenai kerja sama antara dua negara. Karena selama ini, Indonesia belum pernah punya kerja sama pertahanan bilateral dengan negara Timur Tengah.

"Periode lalu ada Mou kerja sama pertahanan dengan Saudi Arabia, namun belum diratifikasi,” ucapnya seperti dalam siaran pers, Jumat (9/3).

Menurut Hanafi, alangkah baiknya jika Iran dalam kunjungannya ini juga melakukan pembicaraan intensif dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengenai kerja sama pertahanan dengan Indonesia. Sehingga hal itu bisa mendorong kerja sama strategis di bidang lainnya.

Sementara dalam bidang teknologi, politisi Partai Amanat Nasional itu mengatakan jika negara ini ingin maju, seharusnya pemerintah harus jujur dan terbuka untuk melakukan catch up teknologi agar hal tersebut sukses dicapai.

“Jadi apa yang Iran lakukan bisa sukses sementara kita belum, itu harus ditemukan jawabannya. Semenjak embargo PBB terhadap Iran dicabut, dan hubungan Iran-US sudah lebih baik, seharusnya bisa kita manfaatkan hal itu untuk melakukan kerja sama, karena Iran saat ini jauh lebih terbuka. Terlebih Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar,” ucapnya.

Hanafi juga menambahkan mengenai kerja sama dalam bidang budaya melalui media televisi. Menurutnya, lembaga penyiaran di Indonesia saat ini baik yang publik atau swasta, sudah sangat open minded dengan berbagai produk siaran dari luar negeri, seperti film.

“Tentu ini menjadi kesempatan untuk Iran melakukan soft diplomacy dengan film-film produksi negaranya, untuk diputar di sini, dan memberikan masyarakat kita pengetahuan juga mengenai budaya Iran. Selain itu, setidaknya hal tersebut bisa menggeser kecenderungan masyarakat kita dalam menyaksikan film-film dari budaya barat, yang bertolak belakang dengan budaya timur kita,” tutupnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler