Rwanda Gunakan Pesawat tanpa Awak Distribusi Kantong Darah

Empat jam menjadi 45 menit perjalanan untuk pendistribusian kantong darah.

Youtube
Operator pesawat tanpa awak sesaat sebelum penerbangan (ilustrasi)
Rep: Wisnu Aji Prasetiyo Red: Sadly Rachman

REPUBLIKA.CO.ID, RWANDA — Rwanda lebih unggul daripada negara-negara maju soal pemanfaatan pesawat tanpa awak atau drone dalam pengiriman barang. Pemerintah negara yang terletak di Afrika Tengah itu menggunakan drone untuk memenuhi keperluan logistik, obat-obatan, dan kantung darah di rumah sakit (RS).

Bekerja sama dengan perusahaan rintisan (startup) asal Silicon Valley, Amerika Serikat yang bernama Zipline, mereka berhasil mengirimkan lebih dari 5.500 unit darah ke area terpencil yang sulit dijangkau kendaraan biasa.

Drone yang digunakan bertipe fixed-wing. Bentuknya menyerupai miniatur pesawat dengan dua sayap yang terbentang masing-masing sepanjang 6 kaki (1,8 m). Fixed-wing drone lebih efisien dibanding drone pada umumnya yang bermodel quadcopter. Karena itu, fixed-wing drone dapat menjelajah hingga 93 mil atau hampir 150 km.

Sebelumnya, untuk mengirimkan darah, mereka membutuhkan waktu selama empat jam, sedangkan dengan layanan ini menjadi hanya 45 menit. Saat mencapai lokasi tujuan, drone akan menurunkan pasokan saat masih mengudara dengan menggunakan parasut, kemudian kembali ke basecamp.

Berikut video lengkapnya.

 

 

  • Video Editor:
  • Wisnu Aji Prasetiyo


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler