Suspect Corona, Eks TKI Masuk Isolasi RSUD Banyumas

Seorang eks TKI yang baru pulang dari Hong Kong kini menjalani perawatan intensif di RSUD Banyumas

Antara/Andri Mediansyah
Seorang eks TKI yang baru pulang dari Hong Kong kini menjalani perawatan intensif di RSUD Banyumas. Ilustrasi.
Rep: Eko Widiyatno Red: Christiyaningsih

PURWOKERTO - Seorang eks Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang baru pulang dari Hong Kong kini menjalani perawatan intensif di RSUD Banyumas. Wanita asal Banyumas berusia 44 tahun tersebut saat ini ditempatkan di ruang perawatan isolasi karena masuk kategori suspect corona. 

"Dari laporan yang saya terima, yang bersangkutan mengalami gejala mual, flu dan demam. Dengan riwayat perjalanan baru pulang dari Hong Kong, maka yang bersangkutan masuk kategori suspect corona sehingga harus masuk ruang perawatan isolasi," jelas Bupati Achmad Husein, seusai rapat koordinasi terkait antisipasi penanganan virus corona di Setda Banyumas, Selasa (3/3).

Dia menuturkan TKI tersebut diketahui baru pulang dari Hong Kong sekitar sepekan lalu. Namun baru beberapa hari berada di rumah, yang bersangkutan mengalami sakit sehingga dirawat di RS swasta. "Dia sempat dirawat di RS swasta. Namun kemudian di rujuk ke RSUD Banyumas karena memiliki riwayat perjalanan dari Hong Kong," jelas Achmad.

Husein juga menyatakan dari laporan yang diterima, pasien belum mengalami gejala gangguan pernafasan. Namun untuk memastikan penyakit yang diderita, pihak RSUD Banyumas sudah mengambil sampel cairan ludah pasien ke Laboratorium Balitbang Kemenkes di Jakarta. "Sampelnya baru dikirim hari ini. Hasilnya baru bisa ketahui 14 hari ke depan," jelasnya.

Husein menyatakan Dinas Kesehatan Banyumas saat ini sudah membentuk tim Public Safety Center (PSC). Bupati memerintahkan tim itu untuk menyisir seluruh warga yang dirawat di berbagai fasilitas kesehatan di Banyumas, baik milik pemerintah maupun swasta.

"Terutama untuk mendata pasien yang baru pulang dari negara-negara yang sudah terpapar virus corona seperti Hong Kong, Singapura, Jepang, China, dan negara lain," katanya.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler