Harga Batu Bara Anjlok, Laba Adaro Terkoreksi 13 Persen

Pada 2019 Adaro membukukan pendapatan sebesar 3,4 miliar dolar AS.

Republika TV/Irfan Junaidi
Garibaldi Thohir
Rep: Intan Pratiwi Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Trend harga batubara sepanjang 2019 yang anjlok membuat laba PT Adaro Energy, Tbk terkoreksi 13 persen. Meski terkoreksi, namun perusahaan masih mampu membukukan laba bersih sebesar 635 juta dolar AS pada 2019 kemarin.

Presiden Direktur Adaro, Garibaldi Thohir menjelaskan 2019 perusahaan mencetak pendapatan sebesar 3,4 miliar dolar AS.“Kami gembira dengan kinerja perusahaan pada tahun 2019, karena di tengah pasar yang sulit, kami berhasil mencetak kinerja finansial yang solid berkat pertumbuhan volume tahunan yang tinggi dan pengendalian biaya yang berkelanjutan," ujar Garibaldi, Rabu (4/3).

Garibaldi juga menjelaskan terkoreksinya laba bersih perusahaan karena secara pendapatan usaha juga mengalami koreksi sebesar 5 persen jika dibandingkan pada 2018 yang berhasil membukukan 3,6 miliar dolar AS. Namun secara EBITDA, kata Garibaldi perusahaan masih bisa menjaga stabilitas EBITDA.

"Kami mencatat EBITDA operasional sebesar 1,2 miliar dolar AS, atau sedikit melebihi target EBITDA operasional 2019 yang ditetapkan pada kisaran 1 miliar dolar AS," ujar Garibaldi.

Meski begitu, Garibaldi tetap optimis pada tahun ini perusahaan masih bisa membukukan laba dan mencatatkan keuangan yang positif. Garibaldi mengakui banyak tantangan untuk bisa mempertahankan keuangan perusahaan ditengah harga batubara yang anjlok.

"Kami memperkirakan pada tahun 2020 pasar akan tetap sulit dan kami akan melanjutkan fokus terhadap upaya peningkatan keunggulan operasional, pengendalian biaya dan efisiensi, serta eksekusi strategi demi kelangsungan bisnis.” ujar Garibaldi.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler