Dua Pasien Dirawat di RSUD Bantul Sepulang dari Umroh
Dua pasien memiliki keluhan demam dan batuk saat memeriksakan kondisi mereka.
REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dua pasien dirawat di ruang isolasi Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diketahui sepulang dari menjalankan ibadah umrah di Arab Saudi. Pasien itu memiliki keluhan demam dan batuk saat memeriksakan kondisi kesehatan mereka.
"Kami masih ada dua pasien di ruang isolasi, baru hari ini (Kamis, 5/3) masuk. Keduanya dari umrah," kata RSUD Panembahan Senopati Bantul I Wayan Marthana usai menghadiri Rakor Tanggap Darurat dengan Pemkab Bantul di Bantul, Kamis.
Kedua pasien yang salah satu merupakan wanita usia 60 tahun tersebut belum dipastikan suspect atau terduga terjangkit virus corona (covid-19), penyakit yang kini menjadi pandemik dan perhatian masyarakat dunia. "Belum dipastikan (dugaan covid-19), statusnya masih ODP (orang dalam pengawasan). Status ODP itu biasanya karena ada demam dengan suhu 38 derajat celcius, kemudian ada batuk dan nyeri tenggorokan," katanya.
Dia belum tahu persis kronologi datangnya kedua pasien yang kini diisolasi tersebut. Akan tetapi, menurutnya salah satunya merupakan pasien rujukan dan seorang lagi datang memeriksakan sendiri ke rumah sakit milik pemerintah daerah tersebut.
"Saat ini kami juga bekerja sama dengan Dinkes (Dinas Kesehatan) untuk istilahnya melacak siapa saja yang sudah berinteraksi, itu (pelacakan) bagian dari wewenang Dinkes," katanya.
Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharjo mengatakan, langkah instansinya yaitu mencari dan melacak warga yang berinteraksi ataupun kontak langsung dengan pasien setelah ada pasien yang dirawat di ruang isolasi merupakan tugas yang tidak mudah dan harus dilakukan untuk kewaspadaan dini.
"Tugas berat kami, kalau setelah ada pasien yang dibawa ke RS apalagi pasien dalam pengawasan itu kami punya kewajiban untuk mencari suapa saja yang telah berkontak dengan pasien tersebut untuk kita pantau kesehatannya," katanya.
"Jadi perlu kita pantau, kita edukasi, kalau dia (pasien) kontaknnya dengan 10 orang, kita akan cari 10 orang tersebut, kalau dengan 100 orang terpaksa kita cari 100 orang itu," katanya.