Harga Bawang Bombay di Pasar Senen Rp 150 Ribu
Kelangkaan bawang bombay terjadi sejak corona merebak di India.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pedagang di Pasar Senen mengatakan pasokan impor yang sulit menjadi penyebab terjadinya kenaikan harga pada komoditas bawang bombay di pasar, khususnya di Jakarta hingga mencapai Rp 150 ribu.
"Bombay ini yang paling naiknya parah, padahal bombay itu nggak begitu banyak orang beli, cuma sekarang jadi langka. Susah, karena impornya susah. Sekilo Rp 150 ribu sekarang," kata Edho salah satu pedagang sayuran di Pasar Senen Blok III, Senin (9/3).
Edho mengatakan kelangkaan impor bawang bombay terjadi semenjak isu corona memasuki India yang menjadi negara pemasok utama bawang bombay untuk Indonesia.
"Mungkin karena corona di sana (India) jadi susah impornya ya. Kalau di Indonesia nggak bisa tanam bombay juga jadi mengandalkan dari impor. Ya sekarang susah jadinya," ujar Edho.
Edho bercerita padahal saat impor bombai lancar, harga bawang bercita rasa manis itu hanya Rp 30 ribu per kilogram. Pedagang sayuran lainnya, Nana, juga mengatakan hal serupa bahwa kenaikan bombay terjadi karena impor yang sulit.
"Sebenarnya yang paling banyak kenaikannya ya bombay. Soalnya impornya sekarang susah. Dari Pasar Induk sudah susah barangnya, jadi langka terus sekarang mahal," kata Nana.
Meski demikian, pedagang lainnya bernama Makau mengatakan kenaikan harga itu tidak terlalu berpengaruh terhadap pembeli bawang bombay di Indonesia.
"Banyak yang belinya orang-orang luar negeri gitu, orang Afrika, India, dan Arab. Kalau orang kita (Indonesia) sebenarnya jarang beli bawang bombay jadi kenaikannya memang nggak terlalu ngaruh sama orang Indo," ujar Makau.