Sidebar

Jamaah Umroh Asal Mesir Juga Masih Tertahan di Arab Saudi

Tuesday, 10 Mar 2020 18:34 WIB
Pemulangan jamaah umroh asal Mesir masih menunggu otoritas Saudi. Ilustrasi umroh.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Lebih dari 5.000 jamaah umroh asal Mesir masih terjebak di Arab Saudi setelah penerbangan ke Saudi dan beberapa negara, termasuk Mesir, ditangguhkan sebagai bagian dari langkah-langkah melawan virus corona. 

Baca Juga


Anggota Dewan Direksi Kamar Perusahaan Pariwisata Mesir, Yousry Al Saudy, mengatakan telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas krisis ini. 

Dilansir di egyptindependent.com, Senin (9/3), Al Saudy mengatakan dewan sedang dalam sesi untuk secara akurat menghitung jamaah yang masih berada di Saudi dan mendiskusikan kepulangan mereka ke Mesir. 

"Kami telah berkomunikasi dengan agen-agen tur Saudi dan Kementerian Haji Saudi untuk menemukan cara untuk kembali,"jelas dia. 

Anggota Majelis A’laa, Al-Ghamry, menegaskan kembali pernyataan Saudy bahwa dewan menindaklanjuti status jamaah umroh. 

Perusahaan pariwisata mengalami kerugian yang sulit diperkirakan pada saat ini, terutama dengan tidak adanya tanggal khusus untuk melanjutkan perjalanan dan program Umroh.

Kamar itu berfungsi untuk memulihkan dana bagi para jamaah setelah Arab Saudi mengumumkan pembatalan ibadah umroh. 

Arab Saudi menghentikan perjalanan warga negara dan penduduknya ke sembilan negara sebagai bagian dari langkah-langkah untuk memperlambat penyebaran virus corona baru.

Kementerian Luar Negeri Saudi dalam akun resminya di twitter menulis bahwa negara-negara yang terkena dampak pembatasan perjalanan terakhir kerajaan termasuk UEA, Kuwait, Bahrain, Lebanon, Suriah, Korea Selatan, Mesir, Italia, dan Irak.

Keputusan tersebut termasuk menangguhkan bagi para pelancong yang datang dari negara-negara tersebut masuk ke Saudi serta orang-orang yang berada di salah satu negara tersebut selama 14 hari sebelum kedatangan mereka ke Arab Saudi. Kementerian Luar Negeri Saudi mengklarifikasi bahwa penangguhan tersebut mencakup penerbangan dan pelayaran maritim antara Arab Saudi dan negara-negara tersebut, tidak termasuk upaya evakuasi, pengiriman, dan perdagangan. 

Berita terkait

Berita Lainnya