Alasan Mengapa Kasus Corona di Saudi Terus Bertambah
REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Pemerintah Arab Saudi melaporkan 17 kasus baru yang dikonfirmasi berasal dari virus corona tipe baru atau Covid-19, Jumat (13/3). Hingga detik ini, total kasus yang tercatat di Kerajaan Saudi menjadi 62.
Kementerian Kesehatan Saudi dikutip laman al-Arabiya mengatakan, kasus-kasus baru tersebut melibatkan warga negara Saudi dan 11 warga Mesir di Saudi. "Kini 11 warga Mesir berada di karantina di Makkah," ujar pernyataan Kementerian Kesehatan Saudi.
Laman Arab News melaporkan, kasus-kasus baru juga termasuk warga negara Saudi yang telah melakukan kontak dengan seseorang yang sudah terlebih dahulu didagnosis corona. Kasus baru juga menimpa seorang penduduk yang kembali ke negara itu dari Portugal melalui Turki. Hingga kini dua pasien berada dalam isolasi di Riyadh.
Seorang warga Saudi yang dites positif setelah kembali dari Iran melalui Oman sedang dirawat di sebuah rumah sakit di al-Ahsa. Kasus lain melibatkan seorang wanita Saudi yang telah berada di Turki selama enam hari, kemudian menghabiskan lima hari di Lebanon.
Dia pertama kali menyadari gejalanya pada malam dia tiba di Lebanon. Pasien itu kini terisolasi di Jeddah. Sementara itu, dua wanita Saudi yang telah melakukan perjalanan dari Irak dikarantina di Qati setelah dinyatakan positif mengidap Covid-19 tanpa menunjukkan gejala yang jelas.
Kementerian Kesehatan Saudi pun mengulangi seruannya bagi siapa pun yang baru-baru ini mengunjungi negara tempat virus corona menyebar untuk segera menghubungi pusat layanan dengan menelepon nomor bebas pulsa 937. Selain itu, pemerintah juga mendesak anggota masyarakat yang khawatir tentang virus atau ingin tahu lebih banyak informasi tentang virus dan tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk menghubungi kementerian. Pemerintah menekankan hanya sumber resmi yang dapat diandalkan untuk memberikan informasi yang akurat.
Ketika jumlah kematian terus meningkat di Iran, negara-negara Teluk mengambil langkah-langkah baru untuk menahan virus itu. Otoritas keagamaan tertinggi di Arab Saudi mengatakan, siapa pun yang didiagnosis dengan virus corona dilarang menghadiri shalat Jumat.