Bulgaria Umumkan Keadaan Darurat Corona
Jumlah kasus corona yang dikonfirmasi di Bulgaria melonjak menjadi 23 kasus.
REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA -- Parlemen Bulgaria memilih dengan suara bulat menyatakan keadaan darurat sampai 13 April, Jumat (13/3). Keputusan ini dilakukan untuk menahan penyebaran virus corona setelah jumlah kasus yang dikonfirmasi di negara itu naik tiga kali lipat menjadi 23.
Negara Balkan tersebut mengonfirmasi kematian pertama seorang pasien karena virus corona pada Rabu (11/3). Sehari kemudian jumlah kasus yang dikonfirmasi melonjak menjadi 23 dari 7 kasus sebelumnya.
Keadaan darurat akan memungkinkan larangan perjalanan ke dan dari negara-negara dengan wabah besar virus corona. Keputusan tersebut pun dapat membuat pemerintah melakukan penutupan sekolah dan universitas, serta mengizinkan polisi untuk campur tangan ketika isolasi yang dilakukan terhadap orang yang terinfeksi tidak ditaati.
Perdana Menteri Boyko Borissov mengimbau warga Bulgaria untuk mengikuti aturan. Dia mengatakan bahwa dalam satu hari saja pada 12 Maret, 14 orang yang seharusnya berada di bawah karantina tidak mematuhinya.
"Kami menginginkan keadaan darurat ini selama satu bulan. Kami membutuhkannya untuk mereka yang melanggar karantina," kata Borissov kepada parlemen.
Borissov menyatakan, pemerintah juga merencanakan revisi anggaran negara 2020 untuk mengalokasikan lebih banyak dana untuk mendukung sistem perawatan kesehatan.
Bulgaria telah membatasi pertemuan massa dalam ruangan hingga 250 orang untuk mengekang penyebaran infeksi. Pemerintah telah mendesak perusahaan untuk menerapkan waktu kerja yang fleksibel dan memungkinkan karyawan untuk bekerja dari jarak jauh jika memungkinkan.