Italia Mulai Khawatir Kekurangan Fasilitas Kesehatan
Italia mencatat 368 kematian lebih banyak dari sebelumnya karena corona.
REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Italia mencatat 368 kematian lebih banyak dari sebelumnya karena penyebaran wabah virus corona pada Ahad (15/3). Kenaikan besar itu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran kemampuan sistem kesehatan Italia dalam mengatasi penambahan kasus-kasus baru.
Pemerintah Italia sedang bekerja untuk mendesak pengadaan lebih banyak peralatan pelindung. Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan, ada perhatian maksimal dalam membantu Lombardy sebagai wilayah yang paling banyak terkena penyebaran virus.
"Prioritas kami adalah menjaga keamanan dokter, perawat, dan semua tenaga kesehatan kami," kata Conte dalam sebuah pernyataan sepekan setelah pemerintahnya memberlakukan karantina di seluruh negeri.
Dengan 24.747 kasus dan 1.809 kematian pada Ahad, Italia telah memberikan contoh yang mengkhawatirkan bagi negara-negara Eropa lainnya dalam peningkatan tajam kasus-kasus selama beberapa hari terakhir. Terlebih, Italia memiliki populasi lansia terbanyak di Eropa.
Hampir seperempat orang Italia berusia 65 tahun ke atas. Kondisi ini menjadikannya rentan terhadap penyakit yang sebagian besar telah membunuh orang tua.
Kepala Otoritas Perlindungan Sipil, Angelo Borelli, mengatakan, Lombardy telah mampu memindahkan 40 pasien ke daerah lain. Sejauh ini dia tidak mengetahui adanya kasus pasien yang meninggal karena kurangnya fasilitas perawatan intensif.
Namun, sistem kesehatan di Lombardy dan di daerah lain seperti Emilia Romagna dan Veneto telah didorong ke ambang batas. "Jumlahnya terus bertambah. Kami dekat dengan saat ketika kami tidak akan memiliki tempat perawatan yang lebih intensif," kata Gubernur Lombardy Attilio Fontana kepada televisi SkyTG24.
Italia pun telah berencana menyiapkan paket untuk mendukung bisnis dan keluarga di tengah kekhawatiran krisis ekonomi yang serius. Langkah-langkah tersebut semula dijadwalkan akan rilis pada akhir pekan, tetapi sekarang diperkirakan rilis setelah pertemuan kabinet pada Senin (16/3).
Menteri Ekonomi Roberto Gualtieri mengonfirmasi paket dukungan ekonomi berjumlah 25 miliar Euro. dan akan memastikan perusahaan serta pekerja dibantu melalui krisis. Dia mengatakan, paket itu akan menyediakan dana tambahan untuk sistem kesehatan.
Akan terdapat campuran langkah-langkah untuk membantu perusahaan dan rumah tangga dalam paket tersebut. Langkah itu termasuk pembekuan pajak dan pembayaran pinjaman serta peningkatan tunjangan pengangguran untuk memastikan tidak ada pekerjaan yang hilang.
"Kami harus memberikan tanggapan yang kuat dan segera terhadap krisis kesehatan masyarakat dan krisis ekonomi. Tidak ada yang akan kehilangan pekerjaan mereka karena virus corona dan semua orang harus mampu menghidupi diri mereka sendiri selama fase darurat ini," kata Gualtieri kepada televisi pemerintah, RAI.