Polisi Pulangkan Perekam Video Kedatangan TKA China

Penyidik memberikan edukasi kepada pelaku Bahwa perbuatannya itu meresahkan warga.

Republika/Mardiah
Tenaga Kerja Cina (Ilustras)(Republika/Mardiah)
Rep: Mabruroh Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara akhirnya memulangkan perekam video tenaga kerja asing asal Cina yang tiba di Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Polisi menyatakan, H (39 tahun) hanya diperiksa untuk diminta keterangan setelah itu dipulangkan.


"Jadi setelah dilakukan pemeriksaan, dikonfirmasi, setelah itu dikembalikan ke rumahnya," kata Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Laode Proyek saat dihubungi Republika, Selasa (17/3).

Ia menuturkan, pemeriksaan terhadap H lantaran video yang telah viral mengenai kedatangan TKA Cina di Bandara Haluoleo. H diperiksa oleh Siber Polda Sultra dan memang melakukan perekaman dan juga menyebarkan video tersebut.

"Dengan adanya video ini kan menimbulkan keresahan dan polemik, sehingga diperiksa tindak pidana siber dalam rangka konfirmasi apakah video yang dibuat dan disebar itu dia yang buat," jelas Laode.

Setelah dilakukan pemeriksaan, ujar Laode, terkonformasi bahwa H merupakan orang yang merekam. Setelah itu, penyidik memberikan edukasi kepada H, bahwa yang dilakukannya bisa menimbulkan kekhawatiran dan polemik.

Setelah itu masih menurut penuturan Laode, H menyampaikan permintaan maafnya. Untuk selanjutnya oleh penyidik, H telah dipulangkan ke rumahnya pada Senin (16/3) kemarin.

"Dilihat dari profesinya driver bandara, karena ketidaktahunannya dia membuat dan mengirim (video) itu apakah berbahaya atau tidak. Kemudian dilakukan edukasi, dia menyampaikan permintaan maaf, dan dikembalikan ke rumahnya kemarin," terang Laode.

Sebelumnya diketahui, telah viral di media sosial mengenai video kedatangan TKA Cina yang direkam oleh H. Kedatangan TKA Cina di tengah wabah covid-19 sontak saja meresahkan masyarakat Kendari. H pun lantas diamankan kepolisian atas video tersebut pada Ahad (15/3) malam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler