Aksi Pemain Dunia Perangi Corona, Isolasi Hingga Solidarity

Pandemi corona paksa sebagian besar bintang bola lakukan aktivitasnya di rumah.

EPA-EFE/ROBERTO BREGANI
Ekspresi penyerang AC Milan, Zlatan Ibrahimovic. (EPA-EFE/ROBERTO BREGANI)
Rep: Anggoro Pramudya Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, Jauh sebelum maraknya pandemi virus corona, wabah mengerikan lebih dahulu hadir pada abad 19-an, flu Spanyol. Tak hanya di Eropa, penyakit ini merambah ke berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia.

Virus corona atau covid-19 menjadi kata yang paling sering dibicarakan umat manusia belakangan ini. Berawal dari Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, corona mulai menghantui setiap sendi kehidupan dunia.

Tak hanya meregang banyak nyawa manusia, dampak dari corona juga mengikis puluhan agenda olahraga yang sedianya sudah disusun secara matang. Kancah sepak bola Eropa, deretan agenda tenis, balap F1, dan MotoGP terpaksa dihentikan untuk mengantispasi maraknya virus covid-19.

Olahraga mati suri imbas dari penundaan dan isolasi yang diumumkan setiap negara Eropa. Meski demikian, masyarakat di negara-negara tersebut patuh menaati keputusan yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Isolasi jadi hal yang paling mungkin untuk mencegah keselamatan bagi setiap orang yang dicinta.

Berkaca dari virus flu Spanyol ratusan tahun silam, sepertinya para pemangku sepak bola Eropa pun dunia tak ingin mengambil banyak risiko. Federasi Sepak Bola Inggris (FA) mengikuti langkah Lega Calcio Italia untuk sementara waktu menghentikan acara pertandingan sepak bola.

Melangkah mundur pada 1918, maraknya flu Spanyol merugikan banyak negara sehingga aktivitas lapangan hijau secara meluas dihentikan. Hal serupa yang juga dilakukan pada saat ini.

Tak ingin terlihat mengabaikan alarm kesehatan banyak orang apapun kegiatan yang dapat mengumpulkan banyak massa resmi ditangguhkan. Pandemi corona pun memaksa segenap bintang kulit bundar melakukan seluruh aktivitasnya di rumah.

Penyerang AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, memutuskan untuk menggunakan waktu isolasinya dengan mengumpulkan uang bagi petugas medis yang bertarung demi memerangi perdaran covid-19 di Italia.

Nantinya dana yang terkumpul kelak akan disalurkan kepada RS Riset Humanitas di Italiat Utara. "Ini adalah isu serius dan kita butuh bantuan kongkret yang tidak hanya sekadar video," tulis Ibrahimovic pada akun Instagram-nya dikutip Sportsmole, Kamis (19/3).

Mantan penggawa Manchester United (MU) itu berharap siapapun, termasuk atlet, dapat memberi sumbangan sesuai dengan kemampuan untuk bekerja sama memenangi pertandingan melawan virus corona.

Bahkan, dalam sosoknya yang angkuh dan tak kenal rasa takut. Pesepak bola asal Swedia menunjukan kesan nyentrik. "Jika virus tak mendatangi saya (Ibrahimovic), maka saya yang akan mendatangi virus (corona)," sambung pemain 38 tahun.

Sedangkan, gelandang serang MU Jesse Lingard memposting perjalanannya ke toko swalayan untuk mendapatkan kebutuhan harian selama ditetapkannya masa isolasi. "Pergi untuk mendapatkan persediaan dan kebutuhan pokok bagi keluarga. Tetap aman semuanya," tulis Lingard dalam Instagram pribadinya.

Para penggiat sepak bola memang telah belajar dari flu Spanyol. Liga-liga top Benua Biru resmi ditunda meski merupakan langkah tepat. Jangan sampai sikap acuh yang mengabaikan pandrmi corona terjadi kembali dan merugikan banyak orang seperti abad 19-an, dengan kegagapan pemerintah menghadapi serbuan virus flu Spanyol kala itu.

Selain itu, solidaritas yang ditunjukkan oleh para pemain, stakeholder, pun berbagai sosok penting lainnya dapat memberikan semangat perjuangan masyarakat luas dalam memerangi virus covid-19.


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler