Hikmah Isra Miraj, Perjalanan Ruhiyah Seorang Hamba
Saat Isra Miraj, umat dianjurkan memperbanyak sholat dan membaca Alquran.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengasuh Pondok Pesantren Integrasi Alquran (PPIQ) Bandung, KH Iskandar Mirza mengatakan, Isra Miraj, bisa dimaknai sebagai sebuah perjalanan ruhiyah seorang hamba menuju alam dialogis antara hamba dan Robbnya. Adapun yang menjadi perantaranya adalah melalui sebuah ibadah bernama sholat.
"Sholat khusyu, utamanya dimaknai sebagai upaya seorang hamba secara ruhiyah berprasangka bahwa ia sedang melakukan dialog pertemuan dirinya dengan Tuhannya dan atau upaya merasa diri bahwa iya akan kembali pulang pada Allah SWT," kata Kiai Iskandar kepada Republika, Sabtu (21/3).
"Dalam surah Al-ankabut ayat 45, perintah membaca Alquran dan mendirikan sholat merupakan upaya ampuh nan mujarab dalam menghalau perilaku keji dan mungkar," katanya.
Di mana sholat dan Alquran adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari tuntunan dan tuntutan Rasulullah SAW pada ummatnya. Sebagaimana kita pahami bahwa kecintaan Nabi SAW pada ummatnya melindungi cintanya pada keluarga dan sahabatnya.
"Sehingga tidaklah berlebihan jika beliau bersabda, bahwa. Tidak sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai Allah dan Rasul Nya melebihi dirinya sendiri," katanya.
KH Mirza menjelaskan, sholat dan Alquran adalah dua konsep dialogis yang sempurna, jika sholat merupakan dialog seorang hamba pada Allah SWT, maka sebaliknya membaca Alquran adalah dialog Allah SWT pada HambaNya. Menurut KH Mirza, keduanya merupakan konsep timbal balik dialog Allah SWT dan hamba Nya.
"Sholat dan Alquran merupakan obat lahir dan batin bagi seorang hamba," katanya.
Kita semua, kata KH Mirza wajib meyakini dengan sepenuh jiwa dan raga bahwa dengan memperbanyak Isra Miraj (mendirikan sholat) dan memperbanyak membaca Alquran yang dijamin Allah sebagai syifa' (obat fisik/lahir) dan rahmah (obat psikis/batin) seorang hamba akan meraih kesehatan lahir batin secara total.
Namun, kata KH Mirza, dalam situasi di mana saat ini ummat Islam diuji dengan virus covid-19 atau virus corona, dua hal di atas yakni sholat dan membaca Alquran dapat dijadikan sebagai bentuk ikhtiar diri secara spiritual untuk berlindung dari ujian ini. Sholat dan Alquran merupakan bagian untuk menguatkan iman dan taqwa, yang dengannya rasa tauhid (keyakinan) seorang hamba pada Allah SWT akan semakin kuat dan kokoh.
"Sehingga rasa takut seorang hamba pada Tuhan Nya melebihi rasa takutnya pada virus yang nyata-nyata adalah bagian dari Tentara Nya," katanya.
Untuk itu, kata KH Mirza dalam rangka menyambut Isra Miraj ini ummat Islam setidaknya dapat menjadikan sholat sebagai bentuk ikhtiar (do'a ampuh dan mujarab) dalam memohon perlindungan dari serangan virus covid-19. Menurutnya, selain bentuk ikhtiar syar'iyyah tetap menjaga kesehatan, sebagaimana ajaran berwudlu sebelum sholat merupakan konsep menjaga kebersihan yang begitu sempurna dalam ajaran agama Islam.
"Semoga Allah selalu menjaga kita dari ujian virus covid-19 ini. Amin," katanya.
KH Iskandar juga menjelaskan soal bulan Rajab termasuk bulan yang dimuliakan Allah SWT. Pada bulan Rajab ini Rasulullah berdoa untuk mendapat keberkahan di bulan Rajab sehingga sampai pada bulan Ramadhan.
"Layaklah saat Nabi SAW mengajarkan sebuah ungkapan do'a yang berbunyi "Yaa Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban, sampaikanlah (umur) kami pada bulan Ramadhan." kata KH Iskandar.
KH Mirza menuturkan, bulan Rajab juga menjadi istimewa, karena pada bulan ini Rasulullah mendapat hiburan wisata spiritual berupa Isra Miraj, setelah melalui proses ujian yang dikenal dengan istilah 'Aam al Huzni (tahun kesedihan), di mana Rasulullah SAW diuji dengan wafatnya orang-orang yang dicintai sebagai pembela dakwah beliau.
"Bagi ummat Islam, Isra dan Miraj bukan hanya dipahami sebagai sebuah perjalanan Nabi SAW dari Makkah ke Baitul Maqdis, lalu mi'raj menuju sidratul muntaha," katanya.