Anak 6 Tahun di Iran Meninggal Dunia karena Corona

Seorang anak berusia enam tahun di Iran meninggal karena corona

ABEDIN TAHERKENAREH/EPA EFE
Warga Teheran Iran melintasi jalanan kota menggunakan masker. Seorang anak berusia enam tahun di Iran meninggal karena corona. Ilustrasi.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Seorang anak berusia enam tahun meninggal di provinsi Khorasan Utara, Iran pada Selasa (24/3). Menurut Universitas Ilmu Kedokteran Khorasan Utara, anak tersebut meninggal dunia karena terinfeksi virus corona atau Covid-19.

Dalam sebuah pernyataan, pihak universitas mengatakan 189 kasus Covid-19 telah dikonfirmasi di provinsi itu, dengan 19 pasien di antaranya meninggal dunia. Sementara itu, 99 orang dinyatakan sembuh.

Menurut Kementerian Kesehatan Iran, usia rata-rata orang yang meninggal akibat Covid-19 adalah 67 tahun. Meskipun para manula berisiko lebih tinggi terinfeksi virus corona, para dokter memperingatkan bahwa penyakit ini dapat menyebabkan konsekuensi fatal bagi anak-anak dan orang muda dengan sistem kekebalan yang lemah.

Dilansir Anadolu Agency, otoritas kesehatan Iran  mengatakan 127 orang telah meninggal karena virus corona selama 24 jam terakhir. Hal ini mendorong angka kematian hingga 1.812. Sebanyak 1.411 kasus virus baru terdeteksi, meningkatkan jumlah infeksi Covid-19 di negara itu menjadi 23.049.

Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menolak bantuan kemanusiaan Amerika Serikat (AS) untuk memerangi pandemi Covid-19. Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Ahad (22/3), Khamenei mengatakan bahwa tawaran AS untuk membantu Iran dalam mengatasi Covid-19 sangat aneh.

"Beberapa kali orang Amerika menawarkan diri untuk membantu kita memerangi pandemi. Itu aneh karena Anda menghadapi kekurangan di Amerika. Anda juga dituduh membuat virus ini. Saya tidak tahu apakah itu benar. Tetapi ketika ada tuduhan seperti itu, dapatkah orang bijak memercayai Anda dan menerima tawaran bantuan Anda?" ujar Khamenei.

Ketegangan antara Iran dan AS telah meningkat sejak 2018. Tepatnya, ketika Presiden AS Donald Trump memutuskan keluar dari kesepkatan nuklir 2015 (JCPOA) dan memberikan sanksi ekonomi bagi Iran.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler