Psikolog: Jangan Anggap Isolasi Mandiri Sebagai Beban
Tak sedikit orang merasa jenuh karena terlalu lama di rumah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak jarang orang yang mengeluh karena merasa jenuh dengan isolasi mandiri di rumah atau stay at home maupun work from home terkait wabah corona atau Covid-19. Bagaimana cara mengatasinya?
Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Rose Mini Agoes Salim mengingatkan masyarakat agar jangan menjadikan isolasi mandiri sebagai beban. Sebab, kata dia, mengeluh karena isolasi mandiri dapat berdampak pada kesehatan terutama mengalami stres.
"Jadi kalau kita isolasi mandiri itu harus punya niat bahwa ini untuk diri kita dan membantu orang banyak," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Jumat (27/3).
Apabila masyarakat melakukan isolasi mandiri tanpa beban, maka perasaan jenuh, bosan dan sebagainya tidak akan terjadi. Oleh sebab itu, penting bagi setiap orang agar lebih santai dan menikmati proses tersebut.
"Orang yang stres itu karena mereka merasa terbebani dan ada sesuatu yang dia inginkan tapi tidak tercapai," ujar dia.
Selama beberapa hari terakhir, Rose Mini mengaku cukup banyak menerima keluhan dari masyarakat yang merasa mulai stres karena isolasi mandiri di rumah mereka masing-masing.
"Ya ada beberapa yang menghubungi saya bertanya bagaimana supaya tidak stres di rumah," kata dia.
Menyikapi hal tersebut, Rose Mini memberikan pengertian dan poin positif dari isolasi mandiri salah satunya ialah merajut kedekatan sesama anggota keluarga.
"Cara paling gampang mencegah stres ini ialah lebih banyak bersyukur dan tidak mengeluh," katanya.
Ia mengatakan, sebelum virus corona mewabah di Tanah Air, tingkat stres masyarakat juga sudah cukup tinggi. Misalnya saja saat ingin ke kantor dan menghadapi macet.
"Kadang masyarakat itu lucu, biasanya kena macet stres, sekarang saat disuruh di rumah dan menghindari macet juga stres," ujar dia.
Apabila hal tersebut dilakukan oleh setiap orang terutama saat menjalani masa isolasi mandiri, maka tingkat stres dan sebagainya tadi dapat diminimalisasi.