Italia Desak Uni Eropa Keluarkan Surat Utang Pemulihan

Kegagalan Italia menangani kondisi darurat akan menjadi ‘kesalahan tragis’ bagi UE.

EPA-EFE/CESARE ABBATE
Seorang perwira yang bekerja di Pusat Operasi Perlindungan Sipil Wilayah Campania selama penguncian darurat coronavirus, di Naples, Italia, (20/3/2020).
Rep: Adinda Pryanka Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN – Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mendesak Uni Eropa (UE) untuk meluncurkan surat utang pemulihan atau recovery bonds untuk membantu mendanai negara dalam menangani penyebaran virus corona (Covid-19). Menurut Conte, kegagalan Italia dalam menangani kondisi darurat saat ini akan menjadi ‘kesalahan tragis’ bagi UE.


Dalam sebuah wawancara dengan harian Italia Il Sole 24 Ore pada Sabtu (28/3), Conte mengatakan, instrumen utang umum sangat dibutuhkan untuk mendukung rencana pemulihan Eropa dan investasi guna mendukung ekonomi seluruh wilayah.

Conte menilai, langkah Mekanisme Stabilitas Eropa (ESM) dengan meminjam di pasar dan memberikan pinjaman ke pemerintah dalam harga murah melalui sejumlah persyaratan tidak akan menjadi respon yang tepat.

"ESM adalah alat yang dibuat untuk membantu satu negara anggota yang menghadapi masalah keuangan akibat guncangan asimetris," ucap Conte, seperti dilansir Reuters, Sabtu (28/3).

Sedangkan, Conte menambahkan, wabah Covid-19 telah menyebabkan guncangan bagi seluruh Eropa. Apabila Eropa tidak mampu menghadapi tantangan ini, seluruh bangunan Eropa beresiko mengalami kerugian.

Pertemuan tingkat pemimpin Uni Eropa pada Kamis (26/3) diketahui gagal mencapai kesepakatan dalam merumuskan tanggapan ekonomi bersama untuk menghadapi Covid-19. Para pejabat zona Euro akan kembali bertemu secara virtual dalam dua pekan mendatang dengan kebijakan baru untuk mendukung ekonomi selama pandemi.

Kebijakan yang dihasilkan nantinya harus memuaskan anggota-anggota UE dengan pandangan bertentangan. Beberapa di antara mereka menyerukan penerbitan utang bersama-sama, sedangkan tidak sedikit juga yang sangat menentangnya.

Sembilan negara menyerukan hutang bersama, seperti Italia, Prancis dan Spanyol. Sementara itu, Jerman, Belanda, Austria dan Finlandia menolaknya. Italia yang kini menjadi episentrum penyebaran Covid-19 baru sedang mempersiapkan paket stimulus kedua senilai 25 miliar euro (22,5 miliar pound). Kebijakan ini akan berlaku pada April.

Conte menegaskan, total langkah stimulus yang akan dikeluarkan pemerintah mencapai lebih dari 50 miliar euro. "Utang kami sepenuhnya berkelanjutan," katanya.

Pengeluaran tambahan yang dilakukan pemerintah berarti menambah defisit anggaran 2020 di Italia. Diperkirakan, defisit akan melebihi empat persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), melebihi target pada September 2,2 persen maupun realisasi tahun lalu yang merupakan terendah dalam 12 tahun, yakni 1,6 persen.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler