Ferarri Bantu Pengadaan Ventilator di Italia
Ferrari turut membantu kebutuhan peralatan medis di Italia.
REPUBLIKA.CO.ID, MARANELLO--Selain menimbulkan duka, pandemi corona juga jadi ajang untuk membuktikan rasa kemanusiaan dari sejumlah pabrikan otomotif. Salah satunya adalah Ferrari. Brand Italia itu merupakan salah satu pabrikan yang turut membantu kebutuhan peralatan medis di Italia.
Dilansir dari Autocar pada Senin (30/3), Ferrari mewujudkan kepedulianya dengan membantu pengadaan ventilator. Padahal, Ferrari merupakan perusahaan yang terdampak corona sehingga kantor pusat di Maranello pun terpaksa harus ditutup.
Total, jenama itu memesan 150 buah ventilator dari luar negeri untuk kemudian dikirim ke Italia. Mengingat, Italia merupakan salah satu negara yang paling terdampak oleh covid-19 tersebut.
Tak hanya ventilator, Ferrari pun membantu pengadaan sejumlah peralatan medis lainya mulai dari masker, respirator dan sejumlah peralatan medis lainya. Upaya ini pun mendapat dukungan penuh dari Exor yang merupakan perusahaan induk dari Ferrari.
Bersama dengan sejumlah perusahaan lain yang berada di bawah naungan Exor, Ferrari juga menggandeng kerja sama dengan produsen ventilator bernama Siare Engineering. Dengan berbekal jaringan yang luas, seluruh perusahaan ini pun saling bahu-membahu untuk dengan cepat mendapatkan bahan baku pembuatan ventilator sehingga mampu segera memenuhi kebutuhan medis di Italia.
Sampai-sampai, Ferrari pun sempat menawarkan penggunaan fasilitas produksinya untuk dapat digunakan dalam mendongkrak produksi ventilator. Di satu sisi, keluarga pengelola Exor pun turut berperan dengan melakukan donasi.
Total sumbangan yang diberikan adalah sebesar 10 juta euro. Seluruh dana segar itu didonasikan kepada Departemen Pertahanan Sipil Italia.
Soal fasilitas produksi Ferrari, Ferrari berencana akan segera membuka kembali pabrik tersebut. Rencananya pabrik dan kantor pusat Ferrari di Maranello itu akan kembali beroperasi pada pertengahan April. Diproyeksikan, jenama kuda jingkrak ini dapat kembali melakukan aktivitas produksi pada 14 April 2020.
Artinya, total pabrik tersebut harus menangguhkan proses produksi selama sebulan karena corona. Saat itu, brand ini memutuskan untuk melakukan penutupan pada 15 Maret demi menekan penyebaran pandemi corona.
Selain demi menekan corona, keputusan itu juga ditetapkan karena adanya gangguan pasokan bahan baku mengingat sejumlah pemasok juga melakukan penangguhan produksi.