Sidebar

Saudi Minta Umat Islam Tunggu Kejelasan Terkait Haji

Wednesday, 01 Apr 2020 06:28 WIB
Saudi Minta Umat Islam Tunggu Kejelasan Terkait Haji Menteri Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi, Mohammed Saleh bin Taher Benten

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH --  Arab Saudi mendesak umat Islam menunggu kejelasan terkait pelaksanaan haji di tengah wabah virus corona. Hingga saat ini Arab Saudi masih fokus mengerahkan semua upaya memerangi virus corona.

Saudi meminta umat Islam menunggu sampai ada kejelasan lebih lanjut tentang pandemi virus corona sebelum berencana melaksanakan ibadah haji. "Arab Saudi sepenuhnya siap melayani jamaah haji dan umrah, tetapi dalam situasi saat ini, karena kita berbicara tentang pandemi global, Saudi ingin melindungi kesehatan umat Islam dan warga negara dan oleh karena itu kami telah meminta saudara kami, Muslim di semua negara menunggu sebelum melakukan kontrak (haji) sampai situasinya jelas," ujar Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Muhammad Salih bin Taher Benten berbicara di televisi Al-Ekhbariya, Selasa (31/3), dilansir di Saudi Gazette, Rabu (1/4).

Baca Juga



Saudi telah memutuskan memperpanjang penangguhan semua penerbangan domestik dan internasional dan kehadiran di tempat kerja hingga pemberitahuan lebih lanjut. "Pemerintah akan memperpanjang penangguhan kehadiran di tempat kerja di semua lembaga pemerintah, kecuali yang berada di bawah sektor yang dikecualikan," ujar pernyataan Kementerian Dalam Negeri.

Di sektor swasta, semua kehadiran di tempat kerja telah ditangguhkan sampai pemberitahuan lebih lanjut. Menurut laporan itu, perjalanan internal di dalam Saudi, termasuk penerbangan, bus, taksi, dan aktivitas kereta api, juga telah ditangguhkan tanpa batas waktu, dalam upaya melawan penyebaran virus corona.

Arab Saudi telah mengambil beberapa langkah memerangi penyebaran Covid-19 sejak wabah penyakit ini pertama kali dimulai awal tahun ini. Hanya empat kematian yang tercatat sejauh ini di Saudi.

Di Saudi sendiri, sejauh ini dilaporkan ada 10 kematian dari 1.563 kasus virus corona. Sementara di dunia, tercatat 800 ribu kasus virus corona sejauh ini, dengan angka lebih dari 40 ribu yang meninggal.

Berita terkait

Berita Lainnya