Cara Korsel Hadapi Corona Naikkan Dukungan untuk Moon Jae-in

Dukungan untuk Moon Jae-in naik jelang masa kampanye pemilihan parlemen Korsel.

REUTERS/Jung Yeon-Je
Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Upaya Korea Selatan (Korsel) menghadapi pandemi virus corona yang kini dikenal Covid-19 menjadi anugrah tersendiri bagi Presiden Moon Jae-in dan partai berkuasa. Hal itu terutama menjelang masa kampanye pemilihan parlemen yang akan digelar pada 15 April mendatang.

Baca Juga


Pada Februari, Korsel sempat menjadi negara yang paling terdampak Covid-19 di luar China. Saat itu kepuasan atas kinerja Moon dan partainya Democratic Party of Korea terpukul karena perekonomian yang stagnan dan skandal politik domestik.

Respons ketat pemerintah Korsel terhadap epidemi dipuji Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan negara-negara lain. Hal itu membuat kepuasan terhadap kinerja pemerintah meningkat.

Berdasarkan jajak pendapat yang digelar Realmeta, pekan lalu kepuasan atas kinerja Moon menyentuh titik tertingginya sejak 16 bulan terakhir. Sementara itu, popularitas partainya 15 persen lebih tinggi dibandingkan oposisi mereka United Future Party.

"Pada masa krisis atau bencana nasional, biasanya penguasa bersikap defensif, tapi melambatnya wabah baru-baru ini tampaknya berbalik menguntungkan mereka," kata profesor ilmu politik Yonsei University, Yang Seung-ham, Kamis (2/4).

Sejauh ini, Korsel sudah melaporkan 9.976 kasus infeksi dan 169 kematian virus corona. Pemerintah Korsel sudah memberikan paket subsidi untuk masyarakat sebesar 9,1 triliun won atau 7,35 dolar AS dan paket tambahan 11,7 triliun won atau 9,45 miliar dolar AS.

Korsel juga menerapkan penutupan wilayah yang dianggap berhasil menahan laju penyebaran wabah. Keberhasilan itu mendorong pemerintah melanjutkan pemilihan umum.

Walaupun kampanye tahun ini tentu akan berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu karena kandidat calon anggota parlemen wajib mengenakan masker, menghindari jabat tangan, menemui pemilih secara individual dan tidak menggelar acara kampanye besar.

"Beberapa pekan lalu kami ketakutan, tapi terimakasih pada penanganan virus corona yang dilakukan pemerintah, kami pikir kami akan lebih baik dibandingkan yang kami kira sebelumnya," kata pejabat senior partai berkuasa yang tidak bersedia disebutkan namanya.  

Hasil pemilihan parlemen ini menentukan kemampuan Moon mengimplementasikan agendanya di dua tahun terakhir masa jabatannya. Seperti melonggarkan kebijakan fiskal yang bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan upah minimum serta melanjutkan hubungan dengan Korea Utara (Korut).

Saat ini, Democratic Party of Korea yang dipimpin Moon memiliki 120 dari 300 kursi di Parlemen. Mereka ingin menjadi mayoritas dalam pemilihan umum mendatang.  

Oposisi utama pemerintah dari sayap konservatif, United Future Party berjanji menurunkan utang pemerintah dan berhenti berhubungan dengan Korut. Partai yang memiliki 92 kursi itu juga ingin menjadi mayoritas di parlemen. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler