Pengamat: Ada Sisi Positif dan Negatif Opsi Pembatalan Haji
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Arab Saudi menggantungkan nasib penyelenggaraan haji tahun ini lantaran pandemi corona. Terbuka opsi pembatalan haji demi mencegah penularan virus corona.
Pengamat Haji dan Umrah Ade Marfuddin menilai ada sisi positif dan negatif dari rencana pembatalan haji tahun ini. Sisi positifnya, pemerintah dan calon jamaah menghindarkan diri dari resiko tertular corona.
"Ini penyakit bukan kehendak manusia, syarat mampu haji itu salah satu kategorinya memungkinkan dan aman, ternyata tidak begitu karena pengaruh virus begitu luas. Ini gugurkan kewajiban ibadah demi aspek kesehatan," kata Ade pada Republika, Kamis (2/4).
Kemudian, pemerintah dan calon jamaah bisa melakukan persiapan lebih matang jika haji batal tahun ini. Ia menekankan agar ibadah haji tak sekedar pengguguran kewajiban.
"Waktu yang ditunda ini harus jadi introspeksi pemerintah dan jamaah. Pemerintah bekali jamaah selama waktu penundaan ini, agar persiapan maksimal," ujar Ade.
Ia menyayangkan esensi haji yang masih saja dilewatkan. Jamaah haji justru terjebak dalam sunnah haji. "Jangan sampai masa penundaan tidak dipakai maksimal. Berangkat ke sana biar jadi haji betul, pulang memaknai haji jangan sampai haji berputar di kabah saja, nyium hajar aswad, itu sunnahnya saja. Kemuliaannya bukan itu saja," lanjut Ade.
Adapun dampak negatif pembatalan haji, kata Ade hanya makin panjangnya antrean calon jamaah haji. Pemerintah dianggap tak bisa berbuat banyak guna menuntaskan masalah tersebut karena kuota haji menjadi kewenangan kerajaan Arab Saudi.
"Sesungguhnya tidak ada dampak yang besar, ini positif (demi kesehatan), tapi akan terjadi penundaan makin panjang, antrean juga panjang karena ada jeda 1 tahun enggak berangkat," ucap Ade.