Aisyah, Istri Rasulullah yang Ditampakkan Malaikat
Pernikahan Rasulullah SAW dengan Aisyah terjadi setelah Khadijah wafat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum dinikahi Rasulullah SAW, rupanya Aisyah telah ditampakkan kepada Rasulullah SAW dua kali oleh malaikat. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Aisyah, Rasullah SAW mengatakan beliau pernah bermimpi melihat malaikat menyerahkan sesuatu kepadanya di balik sehelai sutra.
Saat Rasulullah SAW bertanya itu apa, malaikat menjawah itu adalah istrinya. Tatkala beliau membukanya, rupanya di baliknya adalah Aisyah.
Ada sejumlah pendapat berbeda mengenai usia Aisyah saat menikah dengan Nabi Muhammad SAW. Sebagian pendapat menyebutkan Aisyah menikah dengan Rasulullah tiga tahun sebelum hijrah, saat ia berusia enam tahun. Namun, Rasulullah SAW mulai menggaulinya pada saat Aisyah berumur sembilan tahun.
Akan tetapi, KH. Moenawar Chalil dalam bukunya berjudul Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Jilid 6 menyebutkan, pertunangan Nabi SAW dengan Siti Aisyah berlangsung di Makkah sebulan setelah pernikahannya dengan Saudah binti Zama'ah. Pada saat dipertunangkan, usia Aisyah baru tujuh tahun.
Kemudian pada tahun kedua Hijriyah, pernikahan Nabi SAW dengan Aisyah dilangsungkan di Madinah. Saat menikahi Aisyah, Nabi SAW sudah berusia 50 tahun, sedangkan Aisyah baru berumur 13 tahun.
Pernikahan Rasulullah SAW dengan Aisyah terjadi setelah istri pertamanya, Khadijah binti Khuwailid, wafat pada bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian atau tiga tahun sebelum hijrah ke Madinah. Khadijah di mata Rasulullah SAW adalah teman hidup dalam suka dan dukanya. Khadijah pula orang yang pertama beriman kepada Rasulullah SAW.
Karena itu, ketika Khadijah wafat, Rasulullah SAW teramat kehilangan akan sosoknya yang begitu penyayang dan begitu mendukung perjuangan Nabi SAW. Bahkan, Nabi SAW disebutkan begitu merasakan kesempitan hidup akibat kesedihan mendalam dan rasa terisolir yang dialaminya.
Para sahabat hingga merasa susah dan khawatir akan duka cita Nabi SAW itu. Karena itu, Khaulah binti Hakim, istri Utsman bin Mazh'un, seorang tokoh sahabat yang meninggal pada tahun ke-2 H, menemui Rasulullah dan menanyakan kepadanya apakah beliau bersedia menikah lagi.
Kala itu, ia menawarkan seorang gadis dan seorang janda. Janda tersebut adalah Saudah bin Zam'ah. Sedangkan seorang yang gadis adalah Aisyah binti Abu Bakar.
Abu Bakar menerima pinangan Rasulullah. Bahkan, disebutkan pernikahan Nabi SAW dengan Aisyah atas keinginan ayah Aisyah, Abu Bakar As-Shiddiq. Hal itu bertujuan untuk lebih mendekatkan persaudaraannya dengan Nabi SAW, dan memberikan pengajaran berbagai macam undang-undang Islam yang bersangkut paut dengan kaum perempuan.
Nabi SAW sendiri berharap Aisyah dapat menjadi salah seorang pemimpin kaum ibu Muslim yang dapat menyampaikan ajaran-ajaran beliau mengenai masalah perempuan. Rupanya, Aisyah adalah seorang yang cerdas.
Ia adalah istri Nabi SAW yang paling cepat dan cerdas memahami ajaran Nabi SAW. Aisyah juga merupakan seorang ibu yang paling pandai dan ahli tentang hukum-hukum Islam. Terutama hukum yang berkaitan dengan kaum perempuan dan urusan rumah tangga.
Aisyah ditinggal Rasulullah SAW wafat saat ia berusia 18 tahun. Rasulullah wafat pada bulan Rabi'ul Awwal tahun ke-11 Hijriyah. Siti Aisyah wafat pada tahun 58 Hijriyah dalam usia kurang lebih 66 tahun di masa pemerintahan Mu'awiyah bin Abu Sufyan.