Menteri Pakistan Sebut Kepastian Haji Diputuskan 15 Ramadhan
REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Urusan Agama Pakistan Noor-ul-Haq Qadri menuturkan, keputusan tentang penyelenggaraan ibadah haji tahun ini akan diambil pada pertengahan atau 15 Ramadhan 1441 Hijriah. Dia mengeklaim terus melakukan komunikasi dengan otoritas Arab Saudi soal pelaksanaan haji di tengah pandemi virus Covid-19.
"Kami terus terus berhubungan dengan otoritas haji Saudi tentang masalah (penyelenggaraan haji) ini (di tengah pandemi corona)," kata Menteri Qadri seperti dilansir dari Pakistan Today, Ahad (12/4).
Qadri juga mengatakan, pemerintah Saudi akan mengambil keputusan ihwal kepastian penyelenggaraan haji di tengah pandemi wabah setelah berkonsultasi dengan pemerintah Pakistan. Saudi sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk tetap memungkinkan pelaksanaan rukun Islam kelima itu pada tahun ini.
Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan, ungkap Qadri, yaitu mengizinkan hanya peziarah lokal atau mereka yang tinggal di Saudi dan di kawasan Teluk. Sedangkan untuk negara-negara lainnya masing-masing dibatasi hanya 10 persen.
"Mereka (Saudi) memiliki opsi berbeda di atas meja untuk memungkinkan proses penyelenggaraan haji tahun ini," kata dia.
Namun, jelas Qadri, keputusan akhir akan diambil setelah berkonsultasi dengan semua pihak, dan melihat perkembangan kasus-kasus infeksi virus Covid-19. Qadri menjelaskan, penundaan haji secara menyeluruh dan sebagian telah terjadi sebanyak 40 kali dalam sejarah.
"Saya mengerti bahwa ibadah haji akan berlangsung jika situasinya membaik," katanya.
Saudi telah meminta Kementerian Agama Pakistan untuk menunda sementara persiapan haji 2020 karena adanya ketidakpastian haji di tengan pandemi corona. Otoritas Saudi juga telah mencegah Pakistan untuk menandatangani perjanjian akhir dengan perusahaan katering, pemilik bangunan, pengangkut, hingga pesanan lainnya.
Pada 1 April, Kerajaan Saudi meminta umat Islam untuk sementara menunda persiapan haji tahun ini. Bahkan bulan lalu, Saudi juga menunda ibadah umrah tahun ini karena khawatir terhadap penyebaran wabah virus Covid-19. Keputusan ini pula yang membuat penyelenggaraan haji tahun ini menjadi tidak pasti.
Menteri Haji Saudi Mohammad Benten saat itu mengatakan siap sepenuhnya melayani para jamaah umrah maupun haji. Namun, dalam keadaan pandemi saat ini, Saudi ingin melindungi kesehatan seluruh umat Muslim dan warga negaranya. Karena itu, mereka meminta umat Muslim di semua negara untuk menunggu dan tidak meneken kontrak hingga situasinya jelas.
Pemerintah Saudi sampai saat ini belum mengumumkan apakah mereka akan melanjutkan ibadah haji tahun ini, yang dijadwalkan berlangsung pada akhir Juli. Haji tahun lalu diikuti oleh 2,5 juta orang dan ini bisa menjadi sumber penularan utama.