Kementan Tengah Siapkan ATM Beras untuk Dhuafa
Kementan masih mencari formulasi agar ATM berat bermanfaat bagi dhuafa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menuturkan, Kementan tengah mempersiapkan mesin ATM beras. Mesin ATM beras itu bisa digunakan untuk masyarakat miskin dan dhuafa.
"Saya lagi coba membuat ATM beras yang gratis untuk masyarakat miskin dhuafa yang selama ini tidak terfasilitasi," kata Syahrul dalam konferensi video di Jakarta, Selasa (14/4).
Kementan berharap ATM beras yang dirancang bisa digunakan untuk mereka yang bahkan tak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). Setiap orang dapat menerima 1,5 kilogram beras yang menjadi pangan pokoknya.
Kendati demikian, Syahrul belum memerinci kapan dan bagaimana penerapan ATM beras tersebut. Kementan masih mencari formulasi yang tepat agar tujuan pembuatan ATM beras itu bisa benar-benar bermanfaat bagi mereka kelompok miskin yang sangat membutuhkan pangan.
"Saya sudah diskusi, sudah ada (anggaran) sekian ratus miliar," ujar Syahrul.
Syahrul menegaskan, persediaan beras dalam negeri saat ini sangat mencukupi bahkan bisa surplus. Tahun ini, Kementan pun menargetkan produksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 59,15 juta ton. Target tersebut sudah dihitung berdasarkan metode Kerangka Sampel Area (KSA) oleh Badan Pusat Statistik.
Adapun produksi beras pada bulan April 2020 diprediksi mencapai 5,27 juta ton dari luasan panen sebesar 1,73 juta hektare. Bulan ini merupakan masa puncak panen raya pertama 2020 sehingga dipastikan kebutuhan beras dalam negeri aman.
Setelah masa puncak panen pada April yang menghasilkan 5,27 juta ton beras, panen masih terjadi di bulan Mei. Diperkirakan total produksi beras pada Mei 2020 mencapai 3,81 juta ton beras dari luasan panen sekitar 1,38 juta hektare.