Akurasi Data Kasus Covid-19 di Indonesia Diragukan

tingginya angka kasus covid-19 bukan berarti penanganan buruk.

Costfoto
epa08264659 Staff members operate an intelligent dispensing machine for the production of traditional Chinese medicine (TCM) for coronavirus and COVID-19 patients in Tongji Hospital in Wuhan, China, 02 March 2020. The hospital has been using a mixture of TCM and western drugs to treat people infected with the coronavirus
Rep: Febrian Fachri Red: Muhammad Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Andalas Defriman Djafri mengatakan harusnya angka kasus positif Covid-19 di Indonesia lebih tinggi dari angka yang ada sekarang. Menurut Defriman, banyak kasus yang beredar tapi belum terdeteksi.

Defriman menyebut prediksi angka positif covid-19 di Indonesia itu melihat tingginya persentase kematian akibat virus corona dibandingkan negara lain.

"Angka kematian global akibat covid-19 ini antara 2 persen sampai 4,5 persen. Di Indonesia angka kematian 8 persen sampai 10 persen. Malah lebih tinggi di Indonesia," kata Defriman kepada Republika.co.id, Rabu (15/4).

Defriman menilai tingginya angka kasus covid-19 bukan berarti penanganan buruk. Malahan menurut Defriman, semakin banyak kasus ditemukan berarti penanganan berjalan baik. Dengan kata lain, pendeteksian oleh surveilans berjalan dengan cepat.

Defriman menyebut angka kasus covid-19 di kota-kota besar cenderung lebih tinggi karena punya surveilans memadai untuk melakukan pelacakan.

"Kota Padang juga kita apresiasi menemukan lebih banyak kasus karena mereka gerak cepat dari Dinas Kesehatan dan surveilans-nya," ucap Defriman.

Dikutip dari covid-19.go.id di Indonesia tercatat kasus positif covid-19 sebanyak 4.839 kasus, 426 sembuh dan 459 meninggal dunia.

Sementara angka global di 213 negara atau kawasan, kasus positif covid-19 sebanyak 1.848.439, dan kasus kematian akibat covid-19 sebanyak 117.217.


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler