Lockdown Berakhir Sehari, Hermes di China Bukukan Rp 42,3 M
Sehari seusai lockdown, angka penjualan Hermes di China capai Rp 42 miliar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas pertokoan di China mulai kembali normal begitu pemerintah setempat mengakhiri kebijakan lockdown. Masyarakat pun menyalurkan hasrat belanjanya setelah berbulan-bulan tak bisa keluar rumah saat menjalani karantina.
Salah satu jenama yang menerima untung akibat kebanjiran pembeli adalah Hermes. Womens World Daily (WWD), sebuah jurnal perdagangan industri mode, menaksir angka penjualan di butik utama Hermes di Guangzhou mencapai 2,7 juta dolar AS atau sekitar Rp 42,3 miliar dalam satu hari setelah tokonya dibuka kembali.
Masyarakat kelas menengah ke atas dari seluruh provinsi Guangdong, provinsi terkaya di China dengan Ibu Kotanya Guangzhou, ramai-ramai memborong sepatu, tas, dan barang-barang mewah lainnya di Hermes. Tas Hermes termahal yang bertabur berlian, Himalayan Birkin, juga dilaporkan dikirim ke toko.
Namun demikian, hingga saat ini pihak Hermes belum memverifikasi secara resmi angka penjualan pasca lockdown. WWD hanya mengakumulasi dokumentasi dari para pembeli VIP yang dibagikan di saluran media sosial seperti Weibo.
Laman Channel News Asia pada Rabu (15/4) melaporkan bahwa seorang pembeli bisa menghabiskan 142.124 dolar AS atau sekitar Rp 2,2 miliar untuk membeli pakaian, sepatu, dan tas Hermes. Sementata angka 2,7 juta dolar AS diyakini sebagai angka penjualan harian tertinggi untuk satu butik Hermes di China. Hal ini juga mengisyaratkan pulihnya perekonomian industri mode, khususnya untuk jenama dan toko mewah di China setelah pandemi Covid-19.