Selama Pandemi, Poghosyan Mainkan Piano untuk Tetangga
Dentingan piano ini sebagai dukungan agar tetangga tetap semangat selama karantina.
REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Seorang musisi di Abu Dhabi menyebarkan kegembiraan di lingkungan tempat tinggalnya. Dia kerap memainkan piano sehingga orang-orang yang tinggal di sekitarnya bisa mendengar lantunan nada indah melalui jendela rumah mereka yang terbuka lebar.
Tepuk tangan dan siulan menjadi motivasi sang musisi melakukan hal itu. Artie Poghosyan adalah ekspatriat Armenia yang tinggal di ibu kota Uni Emirat Arab (UEA) selama 21 tahun.
"Saya suka di sini, orang-orang, negara, jadi saya harus memberi kembali (untuk mereka)," kata Poghosyan dilansir di Gulfnews.com, Kamis (16/4).
Poghosyan mengisahkan dirinya belajar dasar-dasar bermain piano di sekolah musik setelah pulang ke rumah. Dia belajar selama lima tahun di London, Inggris. Dia menggambarkan dirinya sebagai musisi jaz. Setelah datang ke UEA, pianis itu bergabung dengan Abu Dhabi Big Band yang memainkan musik jaz di UEA.
Saat ini, pria berusia 39 tahun itu mengajar di Abu Dhabi Grammar School dan Universitas Sorbonne Abu Dhabi. Poghosyan yang terjebak di rumah memutuskan untuk berbagi bakat musik dengan tetangganya di daerah ibu kota al-Zahiyah.
"Saya melihat orang-orang secara keseluruhan mengalami depresi karena situasi virus corona sehingga saya memutuskan menambah sesuatu yang positif dalam kehidupan mereka," ujar Poghosyan.
Apa yang dilakukannya bermula ketika orang-orang di sekitar lingkungan Poghosyan bersorak dari balkon dan jendela mereka. Apresiasi ditujukan untuk pihak berwenang dan para tenaga medis sebagai pekerja di garis terdepan melawan virus corona.
Pada suatu saat, ketika orang-orang bersorak, Poghosyan duduk dengan kibornya di samping jendela dan mulai bermain piano. "Saya memutuskan untuk membuat suara sendiri (juga menyemangati pekerja garis depan)," kata dia.
Orang-orang lantas mendengar dentingan piano Poghosyan dan menghentikan teriakkan mereka. Penampilannya itu diterima dengan tepuk tangan dan siulan. Sejak saat itu, Poghosyan rutin bermain untuk tetangga mereka.
"Jika tidak tinggal di rumah seperti sekarang, saya tidak akan pernah berpikir untuk bermain seperti ini," ujarnya.Bahkan mungkin, menurut dia, orang-orang masih akan menganggapnya kasar atau melemparkan tomat padanya. Dia mendapat respons positifdari orang-orang di sekitarnya yang menikmati musiknya.
"Orang-orang melambai dan bertepuk tangan untukku. Suatu hari bahkan seorang pekerja sanitasi dengan setelan hazmat melambai padaku," kata Poghmosyan.
Biasanya, orang-orang akan berkumpul di balkon masing-masing untuk mendengar permainannya. Beberapa dari mereka meneriakkan permintaan lagu tertentu. "Itu mendorong saya untuk memainkan melodi yang saya tidak akan berpikir untuk mencobanya," kata Poghosyan.
Dia pernah diminta memainkan lagu kebangsaan UEA sampai lagu "Nassam Alayna el-Hawa" oleh penyanyi Lebanon, Fairuz. "Semua orang melakukan pekerjaan mereka, dokter, perawat, guru, dan saya ingin melakukan bagian saya," kata dia.
Saat ini, Poghosyan tinggal di rumah bersama istrinya, anaknya yang kembar berusia dua tahun, ibunya, dan neneknya. Ibunya, Karine Poghosyan, adalah seorang konsultan laktasi di sebuah rumah sakit di Abu Dhabi yang bekerja di tengah wabah virus corona.
"Saya mengenal kisah-kisah dokter yang bekerja di rumah sakit dari ibu saya dan itu mendorong saya untuk menaburkan beberapa hal positif pada orang-orang," ujar Poghosyan.