Infeksi Virus Corona di AS Tembus 750 Ribu Kasus

Kematian akibat virus corona di AS telah menembus 40 ribu pasien.

EPA-EFE/Peter Foley
Petugas kesehatan memindahkan jenazah pasien virus corona Covid-19, di New York, Amerika Serikat.
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Jumlah kasus infeksi virus corona di Amerika Serikat (AS) sudah tembus lebih dari 750 ribu. Sementara, sebanyak 40 ribu pasien virus Covid-19 meninggal dunia. Hampir dua kali lipat dibandingkan Italia yang berada di posisi kedua negara dengan jumlah kasus infeksi terbanyak di dunia.

Baca Juga


Berdasarkan perhitungan kantor berita Reuters pada Senin (20/4) butuh waktu 38 hari sejak hari kasus pertama pada 29 Februari jumlah kasus kematian di AS mencapai 10 ribu pada 6 April. Tapi hanya perlu lima hari hingga jumlah kasus kematian mencapai 20 ribu kasus.

Sementara itu, hanya butuh empat hari jumlah kematian akibat Covid-19 di AS naik dari 30 ribu menjadi 40 ribu. Setelah jumlah kematian pasien meninggal di New York City yang tak diperiksa Covid-19 tapi mungkin disebabkan penyakit itu dihitung.  

Sejauh ini, AS negara dengan jumlah kasus terkonfirmasi terbanyak di seluruh dunia. Jumlahnya naik dua kali lipat dalam 13 hari. Pada Sabtu (18/4) lalu jumlah kasus baru bertambah 29 ribu, angka terendah dalam tiga hari.

Dalam beberapa bulan terakhir sudah lebih dari 22 juta warga Amerika mengajukan bantuan pengangguran. Setelah penutupan bisnis dan sekolah memukul keras perekonomian Negeri Paman Sam.  

Gubernur-gubernur negara bagian di AS berselisih dengan Presiden Donald Trump. Trump mengklaim negara-negara bagian memiliki kapasitas pemeriksaan yang cukup dan harus segera membuka kembali aktivitas ekonomi. Karena semakin banyak warga protes dengan rencana perpanjangan karantina wilayah yang bertujuan memutus rantai penularan Covid-19.

Masih terjadi peningkatan kasus baru di Maryland, Virginia dan Washington D.C. Pada Ahad (19/4) kemarin New Jersey melaporkan 3.900 kasus infeksi baru, tertinggi dalam dua pekan terakhir. Boston dan Chicago juga mengalami peningkatan jumlah kasus infeksi dan kematian.

Beberapa negara bagian seperti Ohio, Texas, dan Florida mengatakan mereka ingin membuka kembali aktivitas ekonomi pada 1 Mei atau mungkin lebih cepat lagi. Tapi tampaknya mereka pun masih berhati-hati untuk melakukan hal itu. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler