Al-Hikam Ajak Warga Perdalam Alquran Saat Ramadhan

Kuliah diliburkan dan dimanfaatkan untuk mencari keberkahan di bulan turunnya Alquran

Rusdy Nurdiansyah/Republika
Pondok Pesantren Al Hikam di wilayah Kukusan, Beji, Depok
Rep: Rusdy Nurdiansyah Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Bulan suci Ramadhan momentum untuk memperbanyak beribadah salah satunya dengan memperdalam Alquran. Tadarus atau membaca Alquran di malam hari dan khataman sudah menjadi tradisi di Ramadhan. Seperti yang dilakukan santri Pesantren Al-Hikam, Beji, Depok dalam mengisi kegiatan di bulan suci dengan memperbanyak bacaan Alquran.


"Di masa pandemi Covid-19 ini santri tidak pulang atau tinggal di Pesantren. Fokus untuk penguatan dan pendalaman Alquran. Muroja'ah (mengulang kembali hafalan Alquran-red) sebanyak tiga kali dalam sehari. Selain itu, ada juga ngaji pasaran (tradisi Pesantren mengkhatamkan kajian kitab kuning selama ramadhan-red)," ujar Pengasuh Pesantren Al-Hikam KH. Yusron Ash-Shidqi, di Ponpes Al Hikam, Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Senin (27/4).

Yusron menuturkan, sesuai dengan instruksi Pemerintah dalam pencegahan Covid-19 pihaknya memilih tinggal di Pesantren atau lockdown mandiri. Menurutnya, keputusan dipilih karena jumlah santri yang tidak terlalu banyak dengan mengikuti standar yang telah ditetapkan. 

"Tetap kita menjaga diri sesuai dengan ketentuan. Mereka makan di Pesantren dan tidak boleh kontak dengan orang luar. Para mahasiswa sekolah Tinggi Kulliyatul Qur'an (STKQ) Al-Hikam semuanya Hafid perlu untuk menjaga hafalannya. Serta  mempelajari ilmu perangkat pendukung dalam menafsirkan Al-Qur'an," paparnya. 

Dia menambahkan, bagi santri non Hafidz selama Ramadhan diharuskan mengikuti Ngaji Aswaja An-Nahdilyah sebagai bentuk  reflektif. Sebagai rujukan  materi  dari Tim NU Jatim dan Khazanah Aswaja Centre. 

"Bagi santri Al-Hikam yang kuliah di kampus luar PTN atau PTS tetap menjalankan kuliah online. Setelah itu, kegiatan diisi dengan Alquran dan pengajian. Di samping itu, untuk pengajian online yang bisa diikuti masyarakat umum saya sendiri (Gus Yusron-red) kajian tafsir Jalalain, ustadz Hilmi kajian tasawuf dan lainnya," tutur Yusron.

Menurut Yusron, momen Ramadhan ini tepat untuk fokus dalam penguatan dan hafalan Alquran. Kuliah diliburkan dan dimanfaatkan untuk mencari keberkahan di bulan diturunkannya Alquran. "Kami berharap para santri istiqomah menjaga kemuliaannya menjadi Hafidzul Qur'an yang mau mengajarkan Islam rahmata Rahmatan Lil 'Alamin," harapnya.

Bagi santri non Hafidz selama Ramadhan diharuskan mengikuti  Ngaji Aswaja An-Nahdilyah sebagai bentuk eflektif sudah se-Aswaja. Sebagai rujukan materi dari Tim NU Jatim dan  Khazanah Aswaja Centre.

"Bagi santri  Al-Hikam yang  kuliah di kampus luar PTN atau PTS tetap menjalankan kuliah online. Setelah itu, kegiatan diisi dengan Al-Qur'an dan pengajian. Di samping itu, untuk pengajian online yang bisa diikuti masyarakat umum saya sendiri (Gus Yusron-red) kajian tafsir Jalalain, ust. Hilmi kajian tasawuf dan lainnya," pungkas Yusron.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler