Klaster Covid-19 Pabrik Rokok Tulungagung Terus Ditelusuri

Pada Senin, rapid test dilakukan terhadap 32 karyawan pabrik rokok di Tulungagung.

Destyan Sujarwoko/ANTARA FOTO
Petugas medis dengan pakaian hazmat memanggil buruh linting yang mendapat giliran menjalani rapid test COVID-19 di Puskesmas Bangunjaya, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (4/5/2020). Rapid test gelombang kedua dengan sasaran buruh linting pabrik rokok Mustika, Tulungagung itu mengidentifikasi tujuh dari total 37 orang terkonfirmasi reaktif atau positif infeksi, sementara 133 buruh linting lain asal Kediri tidak hadir karena alasan ketiadaan sarana angkutan yang memfasilitasi mereka menuju Tulungagung
Rep: Dadang Kurnia Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur kembali melakukan rapid test terhadap karyawan pabrik rokok di Tulungagung. Rapid test yang dilakukan sebagai upaya penelusuran setelah adanya karyawan di pabrik rokok setempat yang dinyatakan positif Covid-19.

Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Kohar Hari Santoso mengatakan, pada Senin (4/5) pihaknya melakukan rapid test terhadap 32 karyawan pabrik rokok di Tulungagung. Hasilnya, ada enam orang yang dinyatakan reaktif.

"Enam orang itu seluruhnya dari Tulungagung, dan memang dari rapid test yang reaktif ini dilakukan isolasi dan ditindaklanjuti tes swab, kita masih menunggu hasilnya," kata Kojar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (4/5).

Kohar menyampaikan, klaster pabrik rokok Tulungagung ini diketahui bermula saat adanua seorang karyawan yang berobat dan ternyata terindikasi Covid-19. Kemudian pada Ahad (3/5), pihaknya melakukan rapid test terhadap 214 karyawan pabrik rokok tersebut. Hasilnya 17 orang dinyatakan reaktif.

"Yang 17 orang ini lima dari Kabupaten Kediri, lima dari Kota Kediri, dan tujuh dari Kabupaten Tulungagung. Saat ini sudah ditangani Dinkes daerah masing-masing," ujar Kohar.

Rumpun Tracing, lanjut Kohar akan terus melakukan penyisiran terhadap klaster pabrik rokok Tulungagung tersebut. "Karena yang mengkhawatirkan ini bersebelahan dengan perusahaan milik orang tuanya dengan jumlah karyawan lebih besar dan kami berharap tidak ada interaksi," kata Dirut RSUD Saiful Anwar Malang tersebut.


Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler