Nasihat Hikmah Darwish Bosnia akan Warung Miras Dunia
REPUBLIKA.CO.ID-- Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika.
Pagi ini saya mendapat kiriman sebuah puisi manis dari sahabat asal Bosnia. Sebuah puisi berisi perenungan seorang 'Darwish' (pengembara sufi) tentang kenikmatan dunia. Dia kisahkan melalui puisi yang di negeri Balkan itu kini sudah menjadi sebuah lagu nasyid yang klasik dan terkenal secara luas. Pertunjukan nasyi semacam ini pernah saya saksikan di Mostar, Albania, dan Sarajevo.
Begini syair puisi yang sudah jadi nasyid itu.
Lijek za smiraj duše
( Jučer derviš iz tekijelahija)
Juče derviš iz tekije
U mejhanu pravo ode,
A ja ostah gledajući
Žedan pokraj hladne vode.
Zašto i ja ne bih išo,
Kad dervišu grijeh nije,
Da ugasim barem žeđu
Sa kapljicom malvazije?
Kada stupih u mejhanu,
Nehotice bacih oči, -
Sto derviša redom sjedi,
Sakija im piće toči.
Kako kome čašu pruža,
Za meze mu cjelov daje;
Kol'ko su se ponapili,
Jedan drugog ne poznaje.
Bijele čalme i zelene
Po vazduhu širom lete,
A starije fanatika
Sijevaju glave svete.
Dok iz jednog kuta stade
Jeka naja i defova.
A u kolo uhvati se
Sto derviša i šehova.
Sva se pusta krčma ori
U zanosu kol'ko viču,
E bi reko lakom nogom
Da se zemlje ne dotiču.
A sakija svojim glasom
Kao slavulj iz daljine -
Sve derviše opčarava,
Da se tope od miline.
Tu sam bio i vidio,
Šta od ljudi ljubav tvori -
Sto srdaca ko sto zublja
Na jednome biću gori.
Safvet-beg Bašagić
Keterangan foto: Rumah pengikut sufi (darwis) di Mostar Bosnia
*******
Begini terjemahan sederhana puisi Bosnia itu:
Obat Bagi Jiwa Jiwa
(Pengembaraan Darwih Mencari Tuhan)
Ku lihat kemarin seorang darwis dari masjid langsung ke warung miras (tawern) perginya
Ku tinggal seorang diri kehausan berdiri samping air dingin mengalir
Kenapa saya juga tidak pergi, kalau untuk darwish ini haram bukan
Supaya kehausan ini dapat dilayani dengan setetes anggur kuno
Ku masuk dalam warung miras itu dan melihat ratusan darwish duduk berkelililing
dia layani sama pemilik warung miras itu
Kepada masing masing sambil gelas mengisi hadiyahkan sebuah ciuman
Segitu mereka sudah mabuk satu sama lain tidak kenal lagi Turban putih dan hijau mereka beterbangan berjatuhan
kepala para orang suci seperti bersinar
Lalu pada ketika terngar suara 'ney' dan rebana dibunyikan
Ratusan darwish dan syekh lalu bangun dan menari
Warung miras riuh
penuh bunyi gema dari nyanyian mereka
Kalau dilihat seolah olah kaki-kaki mereka yang menari tidak bersentuhan dengan tanah lagi
Apalagi tuan warung dengan suaranya merdu seperti burung bulbul
Dari jauh mampu memikat para darwish
hingga melebur pada geriap kesenangan
Di situ saya melihat apa yang dijadikan cinta dari manusia
Lihat seratus hati seperti seratus gigi tunduk pada satu tanda ke-Esaan berdiri
Lalu, pengelana memilih pergi seperti Basagic
*****
Edin mengatakan puisi ini menceritakan betapa bagi Darwsih dunia itu memabukan tapi tak berarti apa-apa. Darwih menumpamakan dunai bagai minuman keras beserta warungnya. Di sana banyak senyuman, pujian, dan pesta gemerlapan. Semua serba memabukan seperti minuman.
Tapi bagi Darwis meski dia tahu dia memilih pergi menjauhi. Dia lebih memilih menjadi pengelana sufi dari pada memilih menjadi pengelana yang merugi seperti Basagic.
''Ini sebuah renungan dari Bosnia,'' katanya.
Keterangan Foto: Safvet-beg Basagic, sejarawan dan penulis terkemuka Bosnia
*****
Lalu siapa sosok 'Basagic' yang dimaksud dalam puisi itu? Edin kemudian menjawab melalui medsos sembari mengutip sosok tersebut dalam Wikipedia. Katanya:
"Safvet-beg Bašagić (6 Mei 1870 - 9 April 1934), dikenal sebagai Mirza Safvet. Dia adalah seorang penulis Bosnia yang sering digambarkan oleh sejarawan Bosniak (orang Bosnia) sebagai "bapak Renaisans Bosnia".
''Basagic adalah salah satu penyair paling terkenal di Bosnia dan Herzegovina pada pergantian abad ke-20. Bašagić ikut mendirikan jurnal politik Behar dan merupakan pendiri masyarakat budaya dan majalah Gajret, dan terpilih sebagai Presiden dewan Bosnia pada tahun 1910. Ia juga terkenal karena leksikonnya yang melebihi tujuh ratus biografi yang ia susun selama beberapa dekade,'' kata Edin.