Mengapa Dipanggil Didi Kempot?
Didi Kempot kini manggung hampir setiap hari.
REPUBLIKA.CO.ID, Didi Kempot, meninggal dunia pada usia 53 tahun pukul 07.30 WIB di RS Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah, Selasa. Ia akan dimakamkan di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Tak cuma Sobat Ambyar, penikmat musik di Indonesia hari ini berduka atas kepergian penyanyi campursari legendaris itu.
Didi Kempot memiliki nama asli Dionisius Prasetyo. Didi Kempot merintis karier dari musisi jalanan. Bahkan, nama Kempot yang menghiasi namanya juga terkait dengan asal-usul perjalanan musiknya. Kempot adalah akronim dari "Kelompok Penyanyi Trotoar".
Penyanyi yang biasa tampil dengan rambut gondrong dan blankon ini mulai jadi musisi jalanan sejak 1984 di kota Surakarta, sebelum akhirnya mengadu nasib di ibu kota.
Kini ia meninggal saat berada di puncak kariernya. Ia dielu-elukan sebagai The Godfather of Broken Heart karena lagunya yang banyak berisi soal patah hati.
Pengamat Musik Bens Leo mengungkapkan bahwa musisi campur sari, Didi Kempot ternyata manggung hampir setiap hari. Bahkan dalam sehari, almarhum bisa manggung selama dua kali. Hal ini tentu tidak baik untuk kesehatannya karena terlalu memforsir tenaganya.
“Sejak lama, tepatnya empat bulan yang lalu, saya bertemu dengan Sruti Respati (penyanyi asal Solo), akhir tahun 2019. Dia pernah manggung dengan Mas Didi Kempot dan kenal dengan teman-teman Mas Didi Kempot. Frekuensi manggungnya kencang sekali, pernah dalam hitungan bulan itu bisa 30 kali manggung, ada jedanya memang hari minggu. Ada yang sehari dua kali,” ungkapnya ketika diwawancara Republika.co.id, Selasa (5/5).