Hanafi Rais Tinggalkan PAN, Pengamat: Bakal Ada Partai Baru

Pengamat menilai kemungkinan besar akan terbentuk partai baru pecahan dari PAN.

Antara/Usman
Pengamat menilai kemungkinan besar akan ada partai baru dari perpecahan PAN, foto: Ilustrasi.
Rep: Rizkyan Adiyudha Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik LIPI Aisah Putri Budiarti mengungkapkan, kemungkinan besar akan terbentuk partai baru pecahan dari Partai Amanat Nasional (PAN). Dia mengatakan, hal tersebut terlihat atas keluarnya Hanafi Rais dari PAN dan anggota DPR partai berlogo matahari tersebut.

Baca Juga


"Sangat mungkin kubu Amien Rais berstrategi membentuk partai baru," kata Aisah Putri Budiarti di Jakarta, Selasa (5/5).

Aisah menjelaskan, terbentuknya partai pecahan PAN itu mengakar pada dua hal utama. Dia mengatakan, hal itu ditandai dengan perseteruan pendiri PAN Amien Rais dengan ketua umum saat ini, Zulkifli Hasan (Zulhas).

Dia mengatakan, sikap berseberangan itu terjadi sebelum hingga setelah Kongres V PAN dilakukan di Kendari beberapa waktu lalu. Kongres lantas kembali menunjuk Zulhas sebagai pimpinan tertinggi partai.

Mantan ketua MPR itu lantas menunjuk anak Amien Rais, Hanafi Rais, sebagai wakil ketua Umum partai. Aisah mengatakan, langkah tersebut menjadi upaya kedua kubu untuk mencari jalan keluar dari gesekan yang ada atas nama PAN.

"Tetapi, dengan keluarnya Hanafi Rais menjadi pertanda kuat bahwa upaya konsolidasi internal partai gagal sehingga meninggalkan kubu Zulhas di dalam PAN dan kubu Rais keluar partai," katanya.

Aisah melanjutkan, keluarnya Hanafi Rais menguatkan posisi Zulhas sebagai penguasa terkuat di PAN. Dia mengatakan, saat yang bersamaan, hal itu menunjukkan bahwa kekuatan Amien Rais makin lemah di dalam tubuh partai.

Dia mengatakan, kekuatan lemah itu menjadikan Amien Rais yang selama ini merupakan tokoh sentral partai makin sulit. Aisah melanjutkan, padahal Amien merupakan sosok yang sangat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan kebijakan partai.

Menurut dia, kondisi tersebut akan sangat memungkinkan bagi Amien Rais untuk memikirkan ulang strategi mendatang. Dia mengatakan, Amien akan melihat peluang terkait keberadaan dukungan cukup kuat dari pendukungnya di internal PAN untuk membuat partai baru.

"Hal itu juga diperkuat dengan adanya peluang politik atas kekosongan partai dengan berposisi oposisi murni yang berpeluang merebut konstituen dalam Pemilu 2024 ke depan," katanya.

Sebelumnya, timbul isu bahwa Amien Rais bakal segera mendirikan PAN reformasi. Isu itu muncul dalam keterangan video berdurasi 6 menit 39 detik yang berisi bahwa Amien Rais mengaku tak bisa berdiam diri melihat desakan dari DPD dan DPW PAN.

Apalagi, kejanggalan masih terjadi dalam penyusunan kepengurusan periode 2020-2025 selepas Kongres V. Dalam video itu, Amien akan mempertimbangkan membuat PAN reformasi sebagai solusi masa depan partai.

Pendirian partai tersebut juga tidak dibantah oleh politisi senior PAN, Putra Jaya Husein. Salah seorang pendiri PAN itu mengatakan bahwa Amien Rais saat ini tengah mengevaluasi kinerja pengurus PAN periode 2015-2020.

Putra mengungkapkan, pembentukan PAN reformasi ini bukan dilatarbelakangi gesekan politik internal partai. Aspirasi itu juga tidak timbul karena pertarungan antara Mulfachri Harahap dan Zulkifli Hasan dalam Kongres V PAN.

Secara pribadi, dia juga tidak mempermasalahakan siapa pun sosok yang duduk sebagai pimpinan tertinggi partai. Dia mengatakan, ide itu muncul karena arah perjuangan partai sudah bergeser dari yang dicita-citakan sebelumnya.

Kendati demikian, dia mengungkapkan bahwa Amien ingin agar semua langkah yang diambil dipikirkan secara terukur sebab mendirikan partai bukanlah langkah yang muda. Dia menlanjutkan, semua langkah akan dimbil dengan tidak tergesa-gesa dan emosional.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler