Taufik Hidayat Kapok Jadi Bagian Pemerintahan

Awalnya motivasi Taufik masuk pemerintahan hanya untuk membantu para atlet.

Republika/Agung Supriyanto
Taufik Hidayat
Rep: Fitriyanto Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat, mengaku kapok menjadi bagian pemerintahan, dalam hal ini sebagai staf khusus kementerian saat menteri pemuda dan olahraga (menpora) dijabat Imam Nahrawi. Saat wawancara panjang berdurasi lebih dari satu jam dalam kanal Youtube Deddy Corbuzier, peraih medali emas Olimpiade 2004 itu menyatakan kapok masuk pemerintahan.

"Asli, kapok masuk pemerintahan. Awalnya mau belajar. Mertua juga kan di pemerintahan. Siapa lagi yang meneruskan bokap di organisasi olahraga bulu tangkis, kemudian masuk pemerintahan. Waduh, ternyata tidak sejalan," ujar Taufik, Senin (11/5).

Taufik yang kemudian menjadi saksi kasus korupsi yang menjerat Imam Nahrawi menambahkan, sampai kiamat pun olahraga Indonesia tidak akan maju. "Siapa pun menteri sama saja. Setengah gedung Kemenpora harus dibongkar. Tikusnya banyak," katanya.

Taufik dalam wawancara yang sudah ditonton oleh lebih 1,4 juta orang ini mengusulkan sebaiknya menteri olahraga dipisahkan dari menteri pemuda. "Harusnya dipisah biar bisa fokus urus olahraga. Kalau pemuda kan nanti akan ada kepentingan politik demi meraup suara pada pemilu selanjutnya," kata dia.

Menantu dari Agum Gumelar ini menceritakan awal mula masuk Kemenpora. Sebelumnya di Kemenpora ada satlak prima yang bertugas menyusun program untuk atlet, murni mengurus olahraga semua cabor. "Ada tiga wakil salah satunya bidang permainan yang membawahi bulu tangkis dan lain-lain. Masuklah saya di sana."

Awalnya motivasi Taufik masuk hanya untuk membantu para atlet. Saat menjadi atlet, ia merasakan begitu sulitnya. "Pencairan dana begitu sulit, padahal olahraga gak bisa ditunda. Bujet ada harus dipercepat. Kalaupun sampai, kadang duitnya tidak sama," ungkapnya.

Sekarang, Taufik lebih memilih memikirkan diri sendiri saja. "Sampai kiamat tidak akan maju olahraga Indonesia, kecuali yang akan maju olahraga individu. Kalau tim tidak kompak, saling menjatuhkan," katanya.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler