Bryan Adams Dianggap Rasis, Dibela Vegan
Meski dianggap rasis, komentar Bryan Adams dibela kelompok vegan.
REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES — Penyanyi Bryan Adams meminta maaf atas kata-kata yang sempat diunggah dalam akun jejaring sosial Instagram miliknya. Kata-kata mengenai pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) yang sedang terjadi saat ini dinilai telah menyinggung banyak orang, khususnya mereka yang berasal dari China.
“Karena memakan kelelawar, penjualan hewan di pasar ‘basah’, virus telah menjadi serakah, seluruh dunia tertahan saat ini,” tulis Adams melalui akun Instagram miliknya pada Senin (11/5) lalu.
Banyak yang menafsirkan komentar dari penyanyi rock itu bernada rasisme dan sebagai sebuah sikap anti-Asia khususnya anti-China. Namun, unggahan tersebut sempat mendapatkan pujian dari sejumlah kelompok yang memperjuangkan hak-hak hewan.
Atas kontroversi yang timbul, Adams meminta maaf. Pria berusia 60 tahun itu mengatakan, tidak ada alasan khusus mengenai kata-kata yang dinilai rasis tersebut, namun ia menggarisbawahi bahwa itu adalah tentang kekejaman terhadap hewan yang terjadi.
“Saya meminta maaf kepada siapapun yang tersinggung dengan unggahan saya. Tak ada alasan, saya hanya ingin menyampaikan tentang kekejaman terhadap hewan yang mengerikan di pasar basah ini yang mungkin menjadi sumber virus dan mempromosikan veganisme,” ujar Adams, dilansir BBC pada Rabu (13/5).
Sebelumnya, Adams telah mendapat kritik oleh Amy Go, presiden Dewan Nasional Kanada untuk Keadilan Sosial. Menurut Go, apa yang dilakukan dari pelantun lagu "Please Forgive Me" itu sangat tidak bertanggung jawab dan penuh dengan rasisme.
"Ini sangat tidak bertanggung jawab dan sangat rasis. Ia (Adams) dipandang sebagai idola oleh banyak orang,” jelas Go.
Unggahan Adams yang juga sempat ada di akun Twitter miliknya telah dihapus. Namun, tidak dengan di akun Instagram miliknya hingga Selasa (12/5) pagi dan seketika menjadi ramai diperbicangkan oleh banyak orang di seluruh dunia.
"Wow. Rasis yang berasal dari seseorang yang saya hormati," tulis komentar dari pengguna Instagram @globalcanuck.
Kemudian ada Wing Kar Li yang mengatakan bahwa ramuan xenophobia rasis dari Adams telah berlangsung selama 10 jam. Ia menilai ‘kerusakan’ telah terjadi," tambah Dr Wing Kar Li di Twitter.
Namun, kelompok hak asasi hewan Peta memuji promosi veganisme Adams. Dalam sebuah balasan di kolom komentar, pihaknya menulis bahwa itu sebabnya mengapa sangat penting bagi semua orang untuk menjadi vegan guna mencegah pandemi berikutnya
"Terserah kita untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, lebih sehat untuk semua spesies,” tulis Peta.