Kunjungan Perpustakaan Elektronik Kota Jambi Meningkat
Meski tidak signifikan, kunjungan ke perpustakaan elektronik meningkat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Selama wabah virus Corona (Covid-19) melanda, kunjungan perpustakaan elektronik Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi meningkat.
“Walaupun tidak begitu signifikan, tetapi selama pandemi Covid-19 ini kunjungan perpustakaan elektronik alami peningkatan,” kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi Arzie Efendi di Jambi, Kamis (14/5).
Dijelaskannya selama pandemi Covid-19 Perpustakaan daerah Kota Jambi ditutup, begitu pula dengan fasilitas perpustakan keliling yang dimiliki Kota Jambi sehingga kunjungan pada perpustakaan elektronik alami peningkatan.
Meski tidak mencapai 100 pengunjung dalam satu hari, namun jika dibandingkan dengan sebelum adanya pandemi Covid-19 kunjungan pada perpustakaan elektronik menunjukkan adanya peningkatan.
“Biasanya dalam satu hari tidak sampai lima puluh pengunjung, namun selama pandemi ini melebihi lima puluh pengunjung pada perpustakaan elektronik,” kata Arzie Efendi.
Saat ini ada 20.600 lebih judul buku koleksi perpustakaan daerah Kota Jambi. Judul-judul buku tersebut terdiri dari judul buku yang ada di perpustakaan daerah dan di perpustakaan elektronik.
Pada perpustakaan daerah terdapat 20 ribu lebih judul buku dan pada perpustakaan elektronik terdapat 600 lebih judul buku.
Untukmeningkatkan minat baca, perpustakan daerah Kota Jambi mengoptimalkan perpustakaan keliling yang biasa ditempatkan di sekolah-sekolah dan di taman-taman dalam wilayah Kota Jambi.
“Kota Jambi saat ini memiliki lima perpustakan keliling, dimana tiga perpustakaan keliling bantuan dari PT Angkasa Pura II dan dua perpustakaan keliling bantuan dari perpustakaan nasional,” kata Arzie Efendi.
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Jambi masih terus mengupayakan untuk meningkatkan minat baca msyarakat di antaranya dengan menata perpustakaan dengan konsep membaca sambil berkreasi. Selain itu, turut mengoptimalkan perpustakaan elektronik.
===========================================
Menkominfo Apresiasi Kerja Jurnalis Selama Pandemi
JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate menyampaikan apresiasinya kepada para jurnalis yang tetap bekerja selama pandemi virus corona.
"Selain apresiasi saya terhadap tenaga medis, saya ingin menyampaikan apresiasi kepada jurnalis, di Indonesia maupun dunia," kata Johnny saat memberikan sambutan di webinar Optimisme Jurnalis di Era Covid-19, Kamis (14/5).
Menurut Johnny, berkat kerja jurnalis memberikan fakta-fakta terkini soal Covid-19, masyarakat mendapatkan informasi, baik mengenai hal-hal yang sudah diketahui maupun belum diketahui secara pasti.
Pemberitaan seputar Covid-19 juga membantu masyarakat mendapatkan informasi terkini soal perkembangan penelitian terkini tentang virus corona, cara pencegahan dan penanganan, serta kebijakan berkaitan dengan pandemi di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
"Semua itu mencerahkan, mengembangkan pengetahuan, berdasarkan fakta dan bukti, menyampaikan kebenaran," kata Johnny.
"Semua itu diperoleh jurnalis di garda depan, berisiko juga terpapar Covid-19".
Untuk itu, Menkominfo meminta media jurnalistik untuk memanfaatkan ruang digital dengan baik, apalagi saat ini konsumsi berita masyarakat beralih ke media digital seperti televisi atau portal berita dalam jaringan selama beraktivitas di rumah.
"Covid-19 harus jadi titik simpul peran jurnalisme, harus bisa memberikan kontribusi positifnya untuk memangkas, memutus mata rantai Covid-19," kata Johnny.
Menkominfo Johnny juga menyinggung soal penyebaran hoaks yang berkaitan dengan virus corona, data Kominfo per hari ini terdapat 1.471 hoaks dan misinformasi yang dijaring dari empat platform, yaitu Facebook, Instagram, Twitter dan YouTube.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.016 sudah ditindaklanjuti, yaitu diblokir, sementara yang masih diproses berjumlah 455.
Facebook merupakan platform yang paling sering digunakan untuk menyebarkan hoaks yang berkaitan dengan Covid-19, menurut temuan Kominfo.
Menkominfo berpendapat bukan hanya virus corona yang berbahaya selama pandemi ini, namun, juga hoaks dan misinformasi tentang Covid-19.