Rektor Minta Maaf Pembangunan UINSA Bikin Jebol Pipa PDAM
Pipa PDAM Surabaya jebol akibat tiang pancang pembangunan kampus II UINSA.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Masdar Hilmy meminta maaf terkait jebolnya pipa air utama PDAM akibat terkena tiang pancang di lokasi proyek pembangunan kampus II UINSA di Tambak Sumur, Gunung Anyar, Kota Surabaya, Jawa Timur, Ahad (17/5). "Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Semoga bisa diatasi sesegera mungkin oleh PDAM dan pelaksana proyek," katanya di Surabaya, Senin (18/5).
Menurut dia, saat ini PT Adhi Karya selaku pelaksana proyek pembangunan kampus UINSA dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya sedang menangani pipa air yang jebol akibat tiang pancang proyek. Masdar mengatakan, pihak universitas sudah sejak jauh hari melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan PDAM Surya Sembada Surabayaberkenaan dengan proyek pembangunan kampus di Gunung Anyar.
"Bahkan, saya audiensi langsung dengan Pak Mujiaman (Dirut PDAM Surabaya) dan Bu Wali Kota (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) juga. Setelah itu pihak proyek yang lebih tahu," katanya.
Ketika ditanya mengenaipenyebab jebolnya pipa PDAM, Masdar mengatakan yang lebih mengetahui adalah pelaksana proyek. "Secara teknis sepenuhnya diserahkan kepada pelaksana proyek. Saya juga tidak paham mengapa bisa mengenai pipa. Padahal rapat sudah berkali-kali," kata Masdar.
Direktur Utama PDAM Surabaya, Mujiman mengatakan, kasus jebolnya pipa PDAM di lokasi pembangunan kampus II UINSA mirip dengan jebolnya pipa air di kawasan Purimas, Gunung Anyar,sekitar 500 meter tempat pipa yang jebol di Tambak Sumur.
"Persis kasus semula, tapi orangnya lain. Kami sudah memberikan rambu-rambu semuanya, ternyata dia (pelaksana proyek) melanggar jalur yang tidak boleh disentuh," kata Mujiaman.
Menurut dia, pipa utama yang jebol berdiameter 1.000 milimeter dan mampu mengalirkan satu liter air per detik ke pelanggan."Sekitar 30 ribuan pelanggan saat ini yang terganggu. Sedangkan yang paling terdampak wilayah Gunung Anyar," kata Mujiaman.