Sidebar

Pejabat Arab Saudi Bantah Rumor Bagi Uang ke Pasien Sembuh

Monday, 18 May 2020 17:30 WIB
Pejabat Arab Saudi Bantah Rumor Bagi Uang ke Pasien Sembuh. Foto suasana Arab Saudi saat jam malam.

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Sebuah rekaman video beredar di dunia maya di Arab Saudi. Dalam rekaman tersebut, disebutkan bahwa pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh akan mendapatkan bingkisan berupa cairan handsanitzer, bunga, cokelat, hingga uang tunai 1.500 Riyal Saudi atau setara Rp 5,9 juta.


Menanggapi video tersebut, Pejabat Kesehatan di wilayah Asir Arab Saudi membantah. Mereka membantah klaim bahwa pasien yang pulih dari Covid-19 akan menerima uang dari pemerintah.

Dilansir dari Arabnews, menyebarnya video tersebut sontak saja menimbulkan desas desus di Saudi. Direktorat Kesehatan Asir mengatakan agar masyarakat tidak percaya rumor tersebut dan hanya mempercayai informasi resmi yang dirilis kementerian dari sumber resmi.

Banyak warganet yang turut mengomentari unggahan video dalam twitter itu. Salah seorang mengatakan, bahwa uang tersebut mungkin milik orang dalam video itu.

Komentar lain menyebutkan, agar pengunggah video ditindak hukum. "Kami terjebak di rumah-rumah kami sejak diberlakukannya jam malam, mengapa mereka tidak memberi uang kepada kami seperti laki-laki di video itu?" tulis sebuah komentar. "Orang-orang ini tidak ada hubungannya, mereka hanya ingin mendapatkan ketenaran," tulis akun bernama Faisal.

"Kementerian kesehatan mengumumkan sebanyak 25.722 Covid-19 kasus telah pulih. Jika kita percaya bahwa kementerian kesehatan memberikan uang kepada orang-orang yang pulih, kita dapat mengatakan bahwa mereka telah menghabiskan lebih dari SR38,5 juta untuk mereka. Ini benar-benar konyol," tulis warganet lain.

"Secara logika, sejumlah besar uang itu bisa diberikan kepada para pahlawan kesehatan yang menyerahkan hidup mereka ke dalam bahaya untuk menyelamatkan nyawa orang lain," unggah warganet.

Pejabat Penuntutan Publik Arab Saudi turut buka suara. Mereka menyatakan telah berulang kali mengatakan bahwa informasi terkait pandemi virus corona harus selalu diambil dari sumber resmi sebagai komitmen dan tanggung jawab hukum.

"Tindakan semacam itu (dalam video) dianggap bertentangan dengan upaya besar yang dilakukan untuk memerangi Covid-19, dan dapat menyebabkan ketakutan di antara orang-orang," kata penuntutan publik.

Berita terkait

Berita Lainnya