CDC Amerika: Sepertiga Infeksi Covid-19 tak Tunjukkan Gejala

Sebagin positif Covid-19 tak menunjukkan gejala.

Evan Frost / Minnesota Public Radio via AP
Seorang lelaki mengenakan pakaian gaya kolonial mengibarkan bendera saat demonstrasi Liberate Minnesota di St. Paul, Minn., Jumat (17/4). Semakin banyak protes yang dipentaskan di seluruh Amerika Serikat untuk menentang peraturan yang menganjurkan dirumah saja saat masa pandemic virus Corona.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKART— Dalam panduan baru, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat memperkirakan sekitar sepertiga dari infeksi virus corona tidak menunjukkan gejala.

Baca Juga


Sementara itu, perkiraan terbaik yakni 0,4 persen orang yang menunjukkan gejala dan memiliki penyakit Covid-19 akan meninggal dunia. Kemudian, CDC memperkirakan sebanyak 40 persen pernularan virus corona terjadi sebelum pasien merasa sakit.

Dilansir di Edition.cnn.com pada Jumat (22/5), CDC meperkirakan angka-angka itu dapat berubah, karena sudah lebih banyak yang dipelajari tentang Covid-19. Mereka menegaskan bahwa informasi tersebut dimaksudkan untuk tujuan perencanaan. CDC mengatakan perkiraannya itu didasarkan pada data nyata yang dikumpulkan sebelum 29 April lalu. 

“Angka-angka tersebut adalah bagian dari lima skenario perencanaan yang sedang digunakan pemodel matematika di seluruh pemerintah federal,” menurut CDC. Empat dari skenario itu mewakili batas bawah dari keparahan penyakit dan penularan virus.

Skenario kelima adalah perkiraan terbaik CDC saat ini, yakni tentang penularan virus dan tingkat keparahan penyakit di Amerika Serikat. Dalam skenario itu, CDC menggambarkan perkiraannya bahwa 0,4 persen orang yang merasa sakit dengan Covid-19 akan meninggal. Untuk orang berusia lebih dari 65 tahun, CDC menempatkan angka itu di 1,3 persen. Untuk orang yang berusia di bawah 49 tahun, CDC memperkirakan 0,05 persen dari orang yang bergejala akan meninggal dunia.

Skenario paling buruk, CDC mendaftarkan rasio fatalitas kasus simptomatik sebesar 0,01, yang berarti bahwa 1 persen orang secara keseluruhan dengan Covid-19 dan bergejala akan meninggal dunia. Dalam skenario paling parah, CDC menempatkan angka itu di 0,2 persen. “Sementara, sebagian besar dari angka-angka ini masuk akal, angka kematian jauh lebih rendah,” kata ahli biologi dari Universitas Washington, Carl Bergstrom.

Bergstrom, seorang ahli dalam pemodelan dan simulasi komputer mengatakan angka-angka itu tampaknya tidak konsisten dengan temuan dunia nyata. 

Perkiraan jumlah yang terinfeksi di tempat-tempat seperti NYC, jauh dari perkiraan itu. Mari kita ingat bahwa jumlah kematian di NYC sekarang jauh lebih dari yang kita perkirakan, jika setiap orang dewasa dan anak-anak di kota itu telah terinfeksi virus seperti flu. 

“Seperti yang saya lihat, 'perkiraan terbaik' sangat optimistis, dan skenario 'kasus terburuk' cukup optimistis bahkan sebagai perkiraan terbaik. Orang tentu ingin mempertimbangkan skenario yang lebih buruk,” ujar Bergstrom.  

Dengan memperkenalkan data itu sebagai set parameter resmi untuk upaya pemodelan, CDC memengaruhi model yang diproduksi lembaga federal, tetapi juga wacana ilmiah yang lebih luas karena akan ada tekanan untuk menggunakan set parameter standar CDC dalam makalah pemodelan selanjutnya. 

“Mengingat bahwa parameter ini menetapkan meremehkan kematian dengan margin yang substansial dibandingkan dengan konsensus ilmiah saat ini, ini sangat bermasalah,” kata dia. 

CDC mengatakan angka adalah untuk tujuan perencanaan. Skenario itu dimaksudkan untuk memajukan kesiapsiagaan dan perencanaan kesehatan masyarakat. Itu bukan prediksi atau perkiraan dampak yang diharapkan dari Covid-19.  

CDC mencirikan angka-angka tersebut sebagai perkiraan awal dari agen-agen federal, termasuk CDC dan Kantor HHS dari Asisten Sekretaris untuk Kesiapsiagaan dan Respons yang dirancang untuk membantu menginformasikan keputusan para model dan pejabat kesehatan masyarakat yang menggunakan pemodelan matematika. 

Di bawah skenario perkiraan terbaik, pedoman itu mengatakan 3,4 persen dari orang yang bergejala dengan Covid-19 akan memerlukan rawat inap. Jumlah itu meningkat menjadi 7,4 persen pada orang berusia lebih dari 65 tahun. CDC juga mengatakan orang tanpa gejala sama menularnya seperti mereka yang memiliki gejala.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler