Sidebar

Arab Saudi Buka Pelayanan Kementerian Urusan Keislaman

Tuesday, 02 Jun 2020 09:45 WIB
Arab Saudi Buka Pelayanan Kementerian Urusan Keislaman. Foto: Jamaah Masjid Al Mirabi mengenakan masker untuk menghindari wabah Covid-19, di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (31/5). Kecuali Kota Makkah, masjid-masjid di Arab Saudi diijinkan kembali untuk berkegiatan mulai hari ini hingga 20 Juni

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pemerintah Arab Saudi resmi mengoperasikan seluruh kantor yang berhubungan dengan kementerian Urusan Islam. Pengaktifan kembali lembaga negara tersebut akan dilakukan dengan prosedur kesehatan ketat guna menjaga penyebaran virus Covid-19 alias Corona.

Seperti diwartakan Arab News yang mengutip kantor berita SPA, Senin (1/6) melaporkan bahwa seluruh kantor kementerian urusan Islam akan bekerja pada kapasitas 30 persen. Mereka juga meminta karyawan untuk mengatur jarak minimal dua meter satu sama lain, memakai masker wajah, mencuci tangan secara teratur dan tidak berbagi peralatan kantor.

Karyawan juga akan diminta untuk berkomunikasi melalui email dan telepon serta menggunakan panggilan video jarak jauh untuk rapat dan lokakarya. Kementerian juga meminta semua kantor hingga ke cabang untuk segera memulai kembali pekerjaan mereka.

Di saat yang bersamaan, kementerian urusan islam juga telah memastikan bahwa mereka telah menyelesaikan operasi sterilisasi, pembersihan dan pemeliharaan fasilitas. Nantinya, seluruh karyawan akan diperiksa suhu tubuh saat memasuki areal kementerian.

Karyawan yang didapati dengan suhu tubuh tinggi akan segera dirujuk ke departemen kesehatan. Pemerintah tidak akan memberikan izin masuk bagi mereka yang melanggar protokol kesehatan yagn telah ditetapkan.

Pemerintah Arab Saudi sebelumnya juga telah mengizinkan pembukaan kembali restoran-restoran dan kedai kopi. Pengoperasian kembali restoran dan kedai kopi ini merupakan fase kedua yang dilakukan sebelum menuju new normal.

Fase kedua ini ditandai dengan melonggarkan jam malam, sehingga masyarakat telah kembali diizinkan di luar rumah hingga 14 jam sehari. Meski demikian, warga diwajibkan mematuhi protokol kesehatan ketat.

Pemerintah juga membatasi jumlah pengunjung restoran di Riyadh agar tidak melebihi lima orang dalam satu meja. Juga wajib bagi restoran dan kedai kopi untuk memeriksa suhu pelanggan ketika hendak memasuki restoran.

Baca Juga


Berita terkait

Berita Lainnya