Masjid Al-Akbar Surabaya Hanya Buka Tiga Pintu
Sholat Jumat di Masjid Al-Akbar Surabaya dilakukan dengan protokol kesehatan.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya kembali menggelar Sholat Jumat setelah sekitar lima pekan tidak mengadakannya akibat wabah Covid-19. Protokol pencegahan penularan Covid-19 pun diterapkan secara ketat bagi seluruh jamaah yang mengikuti Sholat Jumat. Utamanya terkait aturan jaga jarak.
Setiap jamaah tidak boleh meninggalkan alas kaki di luar karena dikhawatirkan menimbulkan kerumunan saat bubaran. Maka dari itu, begitu memasuki area masjid, langsung disambut petugas yang membagi-bagikan kantong plastik untuk tempat alas kaki, agar bisa dibawa ke dalam masjid.
Setelah jamaah selesai mengambil wudhu, petugas langsung mengarahkan ke pintu masuk. Sebab, dari 45 pintu masuk, hanya tiga yang dibuka. Sebelum memasuki masjid, jamaah harus melewati penjagaan. Penjagaan dimaksudkan untuk memastikan seluruh jamaah mengenakan masker.
Selain itu, suhu tubuh seluruh jamaah juga diukur menggunakan thermal gun. Ini untuk memastikan tidak ada jamaah yang suhu tubuhnya di atas 37 derajat Celsius. Setelah itu, jamaah harus menggunakan hand sanitizer dan melewati bilik disinfektan, agar saat memasuki masjid sudah benar-benar steril.
Begitu masuk ke dalam masjid, jamaah langsung disambut petugas yang mengarahkan shaf mana yang boleh ditempati. Shaf setiap jamaah memang diatur secara zig-zag. Jaraknya pun diatur dengan jarak 2,5 meter ke samping, dan 2,5 meter ke depan serta belakang. Maka dari itu, masjid berkapasitas 40 ribu orang tersebut, hanya membolehkan 4.000 jamaah yang mengikuti Sholat Jumat atau hanya 10 persen.
"Kapasitasnya 1:10. Jadi dari kapasitas 40 ribu, kita hanya menampung 4.000 jamaah," kata Humas Masjid Nasional Al Akbar Surabaya Helmy M Noor kepada Republika.co.id, Jumat (5/6).
Sebelum digelar Sholat Jumat, pengurus masjid mengingatkan setiap jamaah untuk mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan. Ketika memasuki waktu Sholat Jumat, sang Khotib membacakan khutbah yang lebih singkat dari biasanya. Khutbah tersebut tidak lebih dari 15 menit.
Begitu pun dalam pelaksanaan Sholat Jumat, sang imam tidak berpanjang-panjang membacakan surat. Meskipun bukan surat-surat pendek yang dibaca, namun hanya beberapa ayat saja yang dilafalkan sehingga Sholat Jumat tidak berlangsung lama. Setelah Sholat Jumat selesai digelar, jamaah tidak boleh berlama-lama dan hanya diberi waktu 15 menit untuk berada di masjid.
"Insya Allah Masjid Al-Akbar menjadi satu-satunya masjid di Surabaya yang menerapkan protokol super ketat seperti ini," ujar Helmy.