Positif Covid-19 Tambah 847 Kasus, 365 dari Jatim

Tambahan kasus Covid-19 kedua terbanyak kedua dari Sulsel lalu DKI Jakarta.

@BNPB_Indonesia
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengumumkan tambahan 847 kasus positif di Senin (8/6).
Rep: Sapto Andika Candra Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan pembaruan data kasus Covid-19, Senin (8/6), terdapat penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 847 orang dalam 24 jam terakhir. Total kasus positif Covid-19 di Tanah Air saat ini menjadi 32.033 orang.

Penambahan tertinggi masih disumbangkan oleh Jawa Timur dengan 365 kasus baru dalam satu hari ini. Kemudian disusul Sulawesi Selatan dengan 110 kasus baru, DKI Jakarta dengan 89 kasus baru, Kalimantan Selatan dengan 62 kasus baru, dan provinsi-provinsi lain dengan angka penambahan lebih rendah.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan, otoritas kesehatan telah memeriksa total 412.980 spesimen dari terduga dan pasien positif. Selain penambahan kasus positif, jumlah pasien sembuh juga bertambah sebanyak 406 orang dalam satu hari terakhir, sehingga total ada 10.904 pasien sembuh. Pasien meninggal dunia juga bertambah 32 orang, menjadi total 1.883 orang.

Sebanyak 21 provinsi juga melaporkan adanya penambahan kasus di bawah 10 orang dalam 24 jam terakhir. Dengan rincian, 15 provinsi mencatatkan penambahan nol kasus dan sisanya penambahan bervariasi antara 1 hingga 10 orang.

"Kaltara laporkan tanpa kasus dan 20 sembuh. Sumbar tanpa kasus baru dan 11 sembuh, Sumut 2 kasus dan 10 sembuh, NTT 6 kasus dan 16 sembuh. Total sembuh hari ini 406 orang, sehingga total 10.904 orang," jelas Yurianto, Senin (8/6).

Pemerintah juga merilis jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di Indonesia. Saat ini jumlah ODP yang masih dipantau sebanyak 38.791 orang dan jumlah PDP sebanyak 14.010 orang.

"Ini data kita hari ini, kami ingatkan bahwa menjaga jarak menggunakan masker dan mencuci tangan secara sering dengan sabun adalah hal-hal yang harus kita biasakan. Karena inilah yang kita sebut dengan adaptasi kebiasaan baru," jelas Yuri.



Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler