Partai Erdogan: Terjadi 65 Serangan Terhadap Masjid di Eropa
Serangan terhadap masjid dalam bentuk rasialisme dan islamofobia.
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), partai berkuasa di Turki, menyebut telah terjadi 65 serangan dalam bentuk rasialisme dan islamofobia terhadap masjid dan pusat-pusat Islam di Eropa tahun ini. Sebanyak 38 di antaranya menyasar masjid-masjid dan pusat-pusat Islam Turki.
Partai Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan itu mengutuk semua serangan tersebut. Juru bicara partai, Omer Celik, menyoroti serangan yang terjadi di wilayah Siprus yang dikelola Yunani.
"Tidak mungkin melacak para pelaku serangan ini karena Administrasi Siprus Yunani adalah otoritas di bagian pulau itu. Administrasi yang bertanggung jawab dapat dengan mudah menemukan mereka yang bertanggung jawab," kata Omer sebagaimana dilansir TRT World, Senin (8/6).
Siprus, negara pulau yang lokasinya berdekatan dengan Turki dan Yunani itu kembali dilanda prahara ketika diinvasi Turki pada 1974. Bagian utara pulau kini berdiri negara Republik Turki Siprus Utara yang hanya diakui oleh Turki. Penduduk mayoritasnya adalah bangsa Turki. Sedangkan bagian selatan pulau itu masih merupakan negara Siprus dengan mayoritas penduduknya adalah bangsa Yunani.
Selama Administrasi Siprus Yunani tidak mengidentifikasi para pelaku penyerangan, lanjut Omer, pihaknya akan tetap berkeyakinan serangan itu bermotif politik. "Apa pun tujuan yang dimiliki pemerintah Yunani, serangan rasialis ini tidak akan membantu," ucapnya.
Melansir kantor berita Turki Anadolu Agency, Omar Celik juga menyebut Pemerintah Siprus Yunani melanggengkan tindakan permusuhan terhadap Islam dan rakyat Turki. Ia merujuk pada pengibaran bendera Bizantium (Romawi Timur) di sebuah masjid di Siprus Selatan.
Pekan lalu, Masjid Koprulu Haci Ibrahim Aga di kota Limassol, Siprus, diserang dengan bom bensin oleh orang tak dikenal. Perdana Menteri Siprus Turki Ersin Tatar meminta pemerintah Siprus Yunani membuat kebijakan untuk menghentikan kegiatan anti-Islam.