Eks Polisi Terlibat Pembunuhan Floyd Keluar dari Penjara

Thomas Lane keluar dari penjara dengan jaminan 750 ribu dolar AS.

EPA-EFE / ETIENNE LAURENT
Orang-orang berjalan melewati nama-nama yang ditenun di pagar yang mengelilingi Waduk Silver Lake di Los Angeles, California, AS, Selasa (9/6). Lebih dari 100 nama orang Afrika-Amerika yang tidak bersenjata yang meninggal di tangan polisi di seluruh AS, di pasang sepanjang 2,2 mil di sekitar waduk sebagai bagian dari seni instalasi Say Names merespon kematian George Floyd di Minneapolis.
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, HENNEPIN -- Satu dari empat mantan polisi Minneapolis yang didakwa atas pembunuhan George Floyd keluar dari penjara setelah membayar jaminan. Kematian Floyd di tangan polisi memicu unjuk rasa menentang rasialisme dan diskriminasi kulit hitam di Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan catatan kantor sherif, Kamis (11/6), mantan petugas polisi Thomas Lane keluar dari penjara Hennepin County setelah membayar jaminan sebesar 750 ribu dolar AS yang dikenakan terhadapnya.

Lane salah satu dari tiga polisi yang didakwa membantu dan bersengkongkol dalam pembunuhan tingkat dua kasus kematian Floyd 25 Mei lalu.

Baca Juga


Dalam rekaman video yang diambil orang lewat, petugas polisi keempat Derek Chauvin menindih leher Floyd dengan lututnya. Di video tersebut Chauvin tidak melepaskan Floyd selama delapan menit 46 detik walaupun laki-laki kulit hitam berusia 46 tahun itu mengatakan 'saya tidak bisa bernapas'.

Keempat petugas polisi tersebut dipecat dari departemen kepolisian Minneapolis. Chauvin dikenakan pasal pembunuhan tingkat dua.

Pengacara Lane, Earl Gray tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar. Tapi ia mengatakan kliennya mencoba untuk membantu Floyd.

Kepada surat kabar Minneapolis,  Star-Tribune, Gray mengatakan ada penggalangan dana untuk Lane di media sosial, dengan menyalurkan sumbang melalui PayPal. Halaman penggalangan dana itu sudah dihapus.

Unjuk rasa George Floyd masih berkobar di hari ke-16. Para aktivis menuntut agar polisi tak menggunakan metode kekuatan berlebihan seperti mencekik. Selama unjuk rasa ini polisi juga dikritik karena menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa. 

Polisi memakai gas air mata, granat cahaya dan semprotan merica secara membabi-buta. Banyak rekaman video yang menunjukkan polisi memukuli pengunjuk rasa dengan tongkat.

Pengunjuk rasa di Portland, Oregon membanjir jalan-jalan kota dan memblokir lalu lintas. Media setempat melaporkan lebih dari 1.000 orang berkumpul menuntut wali kota untuk segera mundur.

Sementara itu media lokal Portsmouth, Virginia, WAVY News melaporkan pengunjuk rasa mencorat-coret monumen Konfederasi. Seorang laki-laki terluka saat monumen tersebut digulingkan.

Chauvin yang jaminan pembebasannya sebesar 1,25 juta dolar AS masih mendekam di penjara. Begitu pula dengan dua mantan polisi lainnya Tou Thao dan J. Alexander Kueng yang jaminannya sebesar 750 ribu dolar. Seperti Lane, mereka juga didakwa membantu pembunuhan tingkat dua. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler