Antam Beberkan Strategi dalam Menghadapi Situasi Pandemi

Antam saat ini fokus  pada percepatan proyek hilir.

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
PT Aneka Tambang Tbk (Persero) atau Antam melakukan sejumlah efisiensi di tengah pandemi covid-19. Direktur Utama Antam Dana Amin mengatakan Antam telah melakukan sejumlah hal dalam mempertahankan kondisi keuangan perusahaan saat ini.  menunjukkan emas milik PT Aneka Tambang (Antam)
Rep: M Nursyamsi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang Tbk (Persero) atau Antam melakukan sejumlah efisiensi di tengah pandemi covid-19. Direktur Utama Antam Dana Amin mengatakan Antam telah melakukan sejumlah hal dalam mempertahankan kondisi keuangan perusahaan saat ini. 

Baca Juga


"Kita mencoba melakukan produksi agar tidak berkurang walaupun dampak daripada covid-19 dengan berbagai macam upaya mempertahankan volume produksi," ujar Dana dalam konferensi pers secara virtual usai RUPS Antam di Jakarta, Kamis (11/6).

Sementara dari sisi belanja, perusahaan melakukan penghematan pada area belanja rutin, pengeluaran modal, dan pengeluaran operasional demi menjaga ketersediaan kas bagi perusahaan dalam melewati pandemi.

Untuk meningkatkan daya saing usaha, kata Dana, Antam fokus pada upaya penurunan biaya tunai melalui inovasi-inovasi dalam bidang operasi guna mempertahankan posisi biaya yang rendah serta mengambil kebijakan strategis untuk melakukan usaha-usaha efisiensi biaya yang tepat dan optimal.

Antam, lanjut Dana, saat ini fokus  pada percepatan proyek hilir seperti proyek pembangunan pabrik Feronikel Haltim (P3FH) dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) dan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang bersinergi dengan PT Inalum (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar satu juta ton SGA per tahun untuk tahap satu.

"Hingga akhir 2019, konstruksi pabrik Feronikel Haltim telah mencapai 97,75 persen," ungkap Dana 

Direktur Keuangan Antam Anton Herdianto mengatakan dampak pandemi covid-19 membuat perusahaan harus merevisi capital expenditure (capex) atau pengeluaran modal untuk 2020. Perusahaan masih menunggu persetujuan pemegang saham mayoritas mengenai besaran revisi pengeluaran modal. 

"Kisaran capex di 2020 sekitar Rp 1,5 triliun. Pada kuartal I kita sudah keluarkan sebesar Rp 180 miliar. Memang besarnya capex kalau dilhat dari rencana dilakukan di kuartal II, Juni akhir atau kuartal III awal," ucap Anton. 

Selain itu, sesuai arahan pemegang saham, lanjut Anton, Antam juga diminta melakukan revisi RKAB 2020 sehubungan dengan adanya covid-19. Anton menyampaikan sejumlah parameter yang menjadi acuan dalam revisi RKAB meliputi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Anton mengaku belum dapat menyebut kisaran nominal pada revisi RKAB 2020.

"Kita melakukan penyesuain karena nilai tukar berubah sehingga harga minyak berubah. Saat ini kami sedang lakukan permohonan atas RKAB ini, tentu dari sisi jumlah akan berubah dari sebelumnya, tapi karena persetujuan belum kita dapatkan, kita belum bisa sampaikan gambarannya," kata Anton.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler