Masjid Sebagai Episentrum Virus Kebaikan

Masjid di masa new normal harus memainkan peran sosial ekonomi keumatan.

Republika/Thoudy Badai
Jemaah melaksanakan shalat jumat dengan menerapkan jarak fisik pada hari pertama masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Jumat (5/6). Masjid Cut Meutia kembali menggelar shalat jumat pertama setelah masa penguncian akibat COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, pengukuran suhu tubuh dan menjaga jarak fisik serta diisi hanya 50 persen kapasitas jemaah
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, Pada Jumat (12/6/2020) ini, selain terus memantau situasi di masjid-masjid melalui grup Whatsapp bersama organisasi kepemudaan Islam, kami juga ikut memastikan masjid menjalankan protokol kesehatan dengan baik (cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak).

Sejak pagi melakukan edukasi pemberian masker di pasar dan  membagikan buah serta susu di panti asuhan sekitar Bogor. Ditutup dengan jumatan di Masjid Al Muhajirin, salah satu masjid di Kecamatan Bogor Timur. Semua berjalan dengan lancar, alhamdulillah.

Insha Allah setelah masjid dibuka kembali sebagai tempat ibadah secara vertikal, juga akan terus kita perluas perannya sebagai episentrum virus kebaikan, mendorong fungsi sosial ekonomi dari masjid. Sebelumnya di Masjid Cut Meutia Menteng, kami telah sukses membangun coffeeshop (ISYEF Point) dengan memberdayakan remaja masjid, keuntungannya telah cukup untuk membiayai aktivitas dakwah mereka.

Masjid Al Kautsar Tangsel, telah berhasil memerankan peran sebagai garda terdepan dalam melawan Covid-19. Selain sebagai pusat kegiatan edukasi, sebagai pusat pencegahan untuk memutus mata rantai penyebaran, dan sebagai pusat penanganan dampak sosial ekonomi Covid-19.

Masjid Jakarta Islamic Center Jakarta Utara, Masjid Pondok Pesantren As-Sadyiliyah Tangerang, dan Masjid Al Hidayah Cikunir Bekasi berhasil membuat Dapur Umat dengan sistem sister mosque. Membantu 188 masjid sekitar, dengan puluhan ribu umat yang terkena dampak.

Masjid Al Furqon Depok baru saja menyelenggarakan halal bi halal disertai dengan pelatihan hidroponik. Mereka menginisiasi peran masjid sebagai pusat ketahanan pangan umat.

Berbagai gerakan “Bangkit Dari Masjid” tersebut yang sempat kami rekam, tentu masih terlalu banyak inisiatif lain yang luput dari pengamatan kami. Yang pasti, Covid-19 dan new normal harus dijadikan sebuah momentum agar fungsi masjid tidak hanya sekedar sebagai tempat untuk beribadah secara vertikal, juga harus mampu memainkan peran sosial ekonomi keumatan.


Masjid harus menjadi episentrum virus kebaikan. Takbir, Allahuakbar!

-- Jakarta, 12 Juni 2020

PENGIRIM/PENULIS: Arief Rosyid, Ketua Pemuda DMI, Koord. Gerakan Bangkit dari Masjid

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler